Nasional

Rais Aam Tanggapi 'Perjuangan Besar NU' Karya Gus Yahya

NU Online  ·  Kamis, 12 Maret 2020 | 01:00 WIB

Rais Aam Tanggapi 'Perjuangan Besar NU' Karya Gus Yahya

Rais Aam PBNU KH Miftakhul Achyar diapit penulis buku Gus Yahya (kanan) dan moderator Miftah Faqih (kiri) pada diskusi buku 'PBNU Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama', Rabu (11/3). (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)

Jakarta, NU Online
Rais Aam PBNU, KH Miftahul Achyar memberikan tanggapannya pada peluncuran buku PBNU Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama, karya Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
 
Pada acara yang berlangsung di Gedung PBNU Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, Rabu (11 /3), Kiai Miftah mengatakan dalam buku tersebut kita dapat menemukan Islam yang sudah melanglang buana dan membawa risalah rahmatan lil alamin.
 
Menurut Kiai Miftah, buku tersebut memberikan jawaban akan pertanyaan misalnya kenapa tidak Islam Indonesiain, atupun Islam Nahdliyin.
 
"Buku inilah sebagai sebuah tangga atau alat bantu untuk memahami Islam secara benar. Apalagi kita sekarang ini sering menghadapi orang-orang yang mengaku Islam yang biasa dikenal Islam sumbu pendek, tanpa tabyaun sudan memvonis," ujar Kiai Miftah.
 
Ia juga menyebutkan, dalam buku tersebut diterangkan pergulatan Islam di tengah-tengah dunia yang berubah secara drastis. Perubahan drastis itu seperti adanya negara-negara yang jargonya mewakili Islam, akan tetapi di sana tumbuh subur gerakan radakalisme.
 
Kiai Miftah pun menceritakan untuk menghadapi alam yang besar ini, salah satu yang dibangun adalah ukhuwah.
 
"Ukhuwah basyariyah ditekankan dalam buku ini sebagai dasar dari semua ukhuwah. Hal itu sama halnya dengan iman itu yang menjadi pokok, Islam, dan ikhsan. Akan tetapi iman sendiri ada dasarnya yaitu mahabbah," terangnya.
 
Ia mengakui Gus Yahya sudah sering ketemu banyak kalangan. Hal itu tak lepas untuk mencari celah-celah Islam yang besar di Indonesia ini dari ketentuan global. "Sebagai mubaligh, pewaris rasul harus bisa masuk ke mana-mana," ungkapnya.
 
Peluncuran dan diskusi buku dihadiri Sekjen PBNU H A Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU Robikin Emhas, Wasekjen PBNU H Andi Najmi.
 
Kontributor: Rahman Jaya
Editor: Kendi Setiawan