Nasional

Rais NU Jateng Ingatkan Pengurus Harus Gerak Cepat Layani Umat 

Sab, 1 Februari 2020 | 02:00 WIB

Rais NU Jateng Ingatkan Pengurus Harus Gerak Cepat Layani Umat 

Wali Kota Semarang menerima secara simbolis Kartanu dari PCNU Kota Semarang. (Foto: NU Online/A Rifqi H)

Semarang, NU Online 
Peringatan hari lahir (Harlah) ke-94 Nahdlatul Ulama (NU) diisi dengan refleksi sederhana oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang. Acara dilangsungkan di gedung majlis taklim kantor NU setempat, Jalan Puspogiwang I/47 Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (31/1). 
 
Meski sederhana, harlah dihadiri oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dan Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh. 
 
Menurut Kiai Ubaid, sapaan akrab Rais PWNU Jateng ini, nahdlah memiliki arti satu gerakan. Gerakan ini adalah gerakan satu kali yang dilakukan sejak zaman Hadratussyeh KHM Hasyim Asy'ari. 
 
Dia menjelaskan, gerakan yang dimaksud adalah di bidang akidah, syariat, tasawuf, fiqh telah digariskan dalam qanun asasi Nahdlatul Ulama.
 
"Gerakan itu terus berlanjut. Apa yang kita lakukan seperti yang dilakukan Mbah Hasyim Asy'ari. Jadi yang berbeda itu adalah aktualisasinya, ekspresinya, penyesuaiannya yang ada pada masyarakat saat ini," katanya.
 
Nahdlah digandeng dengan lafadz ulama, lanjutnya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa ulama sebagai orang yang diangkat derajatnya. 
 
Kedua, ulama yang dimaksud bukan hanya alim dalam ilmu, akan tapi sekaligus yakhsyallah yang dapat diartikan sebagai orang yang menjaga syariat agama, mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
 
Karena itu dirinya menegaskan, ulama adalah orang alim, yang menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ulama tidak mengharapkan tujuan yang bersifat material.
 
"Gerakan ulama ini untuk umat. Bagaimana pelayanan pengurus NU di bawah, yang paling ujung, yakni di ranting," pesannya.
 
Di akhir refleksi, Kiai Ubaid mengingatkan dalam dinamika organisasi NU sering kalah cepat dengan organisasi yang mengganggu NU dan negara.
 
"Kita memerlukan percepatan, bukan stagnasi. Pengurus NU harus bergerak cepat," tegasnya.
 
 
Wali Kota Semarang Cetak Kartanu
Selain refleksi, PCNU Kota Semarang juga menekankan pentingnya kejelasan keanggotaan warga NU dengan memiliki kartu tanda anggota NU (Kartanu) yang dikeluarkan oleh PCNU. Kiai Ubaid menegaskan hal itu sebagaimana dalam peraturan organisasi (PO) NU.
 
"Saya mendukung Kartanu (PCNU Kota Semarang) ini. Sebab kartanu ini memang wilayah PC," ucapnya. Kartanu wewenang pengurus cabang, bukan wilayah, lanjutnya.
Selain Kartanu, Kiai Ubaid juga mengingatkan pentingnya menjaga kedamaian dalam hidup bernegara. Dicontohkannya beberapa negara yang tengah berkecamuk dalam konflik yang tak kunjung berkesudahan, 
 
"Suriah kayak apa?" ujarnya.
 
Suriah menjadi porak poranda dalam peperangan yang dimulai dengan goncang-ganjing isu ganti presiden yang terus berlanjut dengan isu-isu politik lainnya. Sampai saat ini, negara tersebut tidak mampu menyudahi peperangan. 
 
Menurut Kiai Ubaid, hal tersebut tidak lepas dari tidak adanya organisasi kemasyarakatan berbasis keagamaan seperti NU. 
 
Dalam kesempatan itu, Rais PWNU Jateng dan Wali Kota Semarang juga turut mencetak Kartanu PCNU Kota Semarang. Perlu diketahui, Kartanu yang diproduksi oleh PCNU Kota Semarang dengan infak pengganti cetak Rp.15.000 disebut memiliki banyak keunggulan. 
 
Menurut ahli IT PCNU Kota Semarang, Herman Abu Bakar Alfanqiny, Kartanu yang dicetak menggunakan bahan yang berkualitas dan nantinya dapat memiliki fungsi lebih dari sekedar kartu anggota karena dilengkapi dengan QR Code.  
 
QR Code merupakan perangkat elektronik dua dimensi. Selain sebagai verifikasi juga nantinya bakal dimanfaatkan untuk keperluan kerja sama dengan pihak lain.
 
"Misalkan NU bekerja sama dengan rumah sakit atau e-tol, untuk keperluan verifikasinya peru qr code," jelasnya.
 
Ditambahkan, Kartanu dicetak dengan proses direct print ke blanko kartu PVC untuk mendapatkan hasil yang prima dengan durasi cetak kurang dari 1 menit dengan kekuatan kartu lebih dari 3 tahun. 
 
Disinggung jumlah yang ditargetkan tercetak, Herman menyebut hasil koordinasi dengan 16 Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) menargetkan 5000 Kartanu tercetak dalam 3 bulan. 
 
"Saat ini data masuk ada 2.517 warga, tapi baru 637 yang sudah tercetak sesuai dengan pengajuan cetak dari MWCNU," pungkasnya.
 
 
Kontributor: A Rifqi Hidayat
Editor: Ibnu Nawawi