Nasional

Rais PBNU Sebut Banyak Negara Islam Belajar ke NU

Sen, 22 Juli 2019 | 17:00 WIB

Rais PBNU Sebut Banyak Negara Islam Belajar ke NU

KH Subhan Ma'mun (dua dari kanan)

Tegal, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Subhan Ma'mun mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) saat ini menjadi acuan bagi seluruh negara di dunia, khususnya negara-negara Islam.
 
"Sekarang ini banyak negara-negara Islam yang belajar tentang NU ke Indonesia, karena NU dipandang mampu sebagai pemersatu bangsa," ujarnya
.
Hal itu dikatakan KH Subhan saat menghadiri Halal bi Halal dan Konsolidasi Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulma (MWCNU) Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah beserta Badan Otonom NU, di Gedung MWCNU Adiwerna, Ahad (21/7).
 
Dikatakan, keinginan beberapa negara Islam yang ingin belajar tentang NU tentu disambut dengan baik oleh jajaran PBNU. Pasalnya, jika ingin menirunya, maka penyebaran Islam Rahmatan Lilalamin dengan cepat bisa terwujud.
 
Hal itu, menurut Pengasuh Pesantren Luwungragi Brebes, karena dari dahulu NU telah berjasa mempersatukan umat khususnya di Indonesia. "Banyaknya negara Islam belajar ke NU, karena NU dianggap bisa menjadi alat pemersatu bangsa, sehingga mereka banyak yang ingin belajar tentang NU, bahkan saat ini sudah ada beberapa negara berdiri organisasi seperti NU," jelasnya.
 
Kiai Subhan juga menguraikan empat tugas manusia yang perlu dicermati warga NU. Pertama, harus bisa melestarikan bumi, artinya menjaga lingkungan, kedua mengatur sesama manusia, ketiga perbaikan diri melalui ibadah, dan keempat menuntaskan hasil perbuatan baik kita.
 
"Contohnya kita tuntaskan shalat kita dengan berjamaah di masjid dan mushala yang imamnya harus NU," pungkasnya.

Rais MWCNU Adiwerna KH Samsudin Wa'ad menuturkan, MWCNU Adiwerna telah memiliki sejumlah lembaga pendidikan mulai dari SDNU 01, MTsNU Sunan Kalijaga, SMPNU Sunan Kalijaga, Pesantren Sunan Kalijaga, dan SMKNU sedang dalam proses.
 
"MWCNU juga mengelola KBIH Sunan Kalijaga, ini menjadi modal utama kemandirian organisasi," ungkapnya.
 
Ke depan, lanjutnya, masih banyak target program yang harus dilaksanakan, sehingga dia berharap secara struktural MWC dan Ranting NU harus meningkatkan komunikasi dan kerjasama untuk suksesnya program tersebut.
 
Ketua MWCNU Adiwerna Samiun kepada NU Online Senin (22/7) menjelaskan, Halal bi Halal yang dikemas dalam konsolidasi dan silaturahim MWCNU Adiwerna dan Badan Otonom NU mengusung tema 'Inyong Bangga Dadi Wong NU'.
 
Acara dihadiri sekitar 600 nahdliyin yang terdiri dari jajaran Pengurus NU dan Badan Otonom yakni Muslimat, Fatayat, GP Ansor, IPNU, IPPNU se Kecamatan Adiwerna dan Kepala Satuan Pendidikan di bawah naungan LP Ma'arif NU Adiwerna.
 
"Kegiatan juga bertujuan untuk melaporkan perkembangan pembangunan Gedung MWCNU Adiwerna yang nantinya akan menjadi Kantor Sekretariat Bersama MWCNU dan Badan Otonom, di mana saat ini sudah dalam tahap finishing," bebernya.
 
Selain itu, lanjutnya, acara Halal bi Halal dimanfaatkan untuk evaluasi kegiatan NU dan Banom di semua tingkatan dan memastikan kegiatan rutin Lailatul ijtima di setiap Ranting NU berjalan. 
 
"Sekaligus sarana konsolidasi organisasi NU dan Badan Otonom NU. Di mana setiap Banom NU melaporkan aktivitas kegiatannya," pungkasnya. (Mualimin/Nurkhasan/Muiz)