Nasional

Rapat Pleno PP Fatayat NU Dorong Kemandirian Perempuan Indonesia

Jum, 19 Agustus 2016 | 08:47 WIB

Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama mengadakan Rapat Pleno dengan mengusung kemandirian perempuan Indonesia. Kegiatan bertajuk Khidmah Fatayat NU Menuju Kemandirian Perempuan Indonesia ini dilaksanakan di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, Jumat (19/8). Rapat yang diikuti oleh seluruh pengurus pusat Fatayat ini juga menghadirkan Ketua PBNU H Robikin Emhas.

Dalam pengarahannya, Robikin Emhas menjelaskan bahwa kemandirian perempuan lahir dari pelajaran berharga di lingkungan keluarga. Menurutnya, jika tidak ada perempuan, mustahil ada sebuah keluarga. Karena perempuan merupakan pilar utama dalam keluarga.

“Jiwa kemandirian ini harus tertanama lebih dini untuk membangun ketahanan keluarga. Saya pastikan jika kemandirian berhasil terbangun di keluarga, maka kemandirian di berbagai aspek kehidupan akan berjalan dengan sendirinya,” ujar Robikin.

Dalam hal inilah, lanjut Robikin, peran Fatayat NU cukup penting sebagai organisasi perempuan muda Nahdlatul Ulama dalam membangun atau mendorong terwujudnya ketahanan keluarga. Hal itu berangkat dari kenyataan bahwa perempuan mempunyai kemampuan yang dahsyat dalam keluarga sebagai pintu awal kehidupan sebuah generasi.

“Semakin bagus pola pendidikan di keluarga, maka semakin baik pula ketahanan keluarga yang akan mewujudkan kemandirian seseorang. Karena semua tercermin dalam kehidupan keluarga,” jelasnya.

Dia menekankan, bagian terpenting dalam organisasi ialah proses kaderisasi dan manajemen organisasi itu sendiri. Sebab, tantangan NU dalam mengawal bangsa dan negara semakin kompleks dengan masih eksisnya kelompok-kelompok radikal dan intoleran. Mereka bahkan tidak tanggung-tanggung dalam memanfaatkan kecanggihan tekonologi dan informasi sebagai instrumen doktrinasinya.

“Kemampuan berteknologi juga harus dipunyai oleh Fatayat. Instrumen teknologi begitu penting sebagai salah satu alat memenangkan permainan atau mencapai tujuan bersama, baik untuk kemandirian Fatayat maupun persatuan bangsa Indonesia,” tandas Robikin.

Sementara itu, Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini menerangkan bahwa Rapat Pleno ini hendaknya dimanfaatkan oleh pengurus pusat untuk mengevaluasi maupun memberikan sumbangsih pemikiran untuk langkah ke depannya.

“Kegiatan 6 bulanan ini diharapkan bisa menjadi wadah pengurus pusat untuk meningkatkan peran Fatayat menjadi lebih mandiri secara individu maupun institusi,” ucap Anggi.

Karena, tandas Anggi, kemandirian secara ekonomi menjadi persoalan sangat penting di tengah krisis kemandirian. Sehingga program-program memberdayakan ekonomi menjadi sebuah prioritas organisasi. (Fathoni) Â