Nasional

Respons Partai Mengatasnamakan Buruh, Sarbumusi Fokus Gerakan tanpa Terlibat Politik Praktis

Jum, 9 Juni 2023 | 21:30 WIB

Respons Partai Mengatasnamakan Buruh, Sarbumusi Fokus Gerakan tanpa Terlibat Politik Praktis

Wakil Presiden DPP K-Sarbumusi Soeharjono saat Ngobras (Ngobrol Bareng Sarbumusi), di Kantor DPP K-Sarbumusi, Jalan Raden Saleh I Jakarta Pusat, Jumat (9/6/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi) merespons kemunculan partai yang mengatasnamakan buruh, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Partai tersebut kini telah resmi menjadi salah satu peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 


Menurut Wakil Presiden DPP K-Sarbumusi Soeharjono, keberadaan Partai itu tidak serta-merta merepresentasikan seluruh organisasi serikat buruh se-Indonesia. Sebab Sarbumusi akan tetap memilih fokus pada gerakan buruh tanpa harus terlibat dalam politik praktis. 


Pernyataan itu disampaikan Soeharjono dalam agenda kajian rutin yang baru perdana digelar bernama Ngobras (Ngobrol Bareng Sarbumusi), di Kantor DPP K-Sarbumusi, Jalan Raden Saleh I Jakarta Pusat, Jumat (9/6/2023). 


Soeharjono menegaskan bahwa Sarbumusi sebagai organisasi badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang bergerak di bidang perburuhan, akan patuh pada arahan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.  


“Kalau Sarbumusi sendiri sebenarnya dibilangin bahwa Sarbumusi ngurusin buruh aja lah. Tapi kalau masing-masing (individu/pengurus Sarbumusi) mau berpartai atau berpolitik, silakan. Tapi clear posisi kita, kita tetap sami’na wa atha’na (patuh) dengan apa yang didawuh oleh ketum PBNU (Gus Yahya),” jelas Soeharjono.


Sementara menurut Ketua DPP K-Sarbumusi Dalail, keberadaan partai politik dengan mengatasnamakan buruh itu merupakan sebuah ijtihad politik di dalam negara demokrasi. Sarbumusi pun tak mempermasalahkan keberadaan partai yang mengatasnamakan buruh itu. 


“(Partai Buruh) ini hanya bagian dari euforia saja, bagian dari ikut eksis dalam demokrasi atas nama masyarakat Indonesia,” tutur Dalail.


Di internal Sarbumusi pun, kata Dalail, hampir tidak ada yang menanyakan terkait sikap yang harus dikeluarkan karena kehadiran partai tersebut. Seluruh pengurus Sarbumusi di berbagai tingkatan menanggapi munculnya partai itu dengan biasa-biasa saja. 


“Secara umum, nggak ada masalah dan nggak ada pertanyaan bagaimana Sarbumusi, ada Partai Buruh? Kecuali beberapa DPC yang notabene masih agak abangan, bukan santri dan nggak dekat kiai, atau pengurus yang mantan serikat pekerja lain itu masih bertanya karena mereka masih terbawa secara gerakan,” tutur Dalail.


Sebagai informasi, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya secara khusus meminta Sarbumusi untuk memperluas jangkauan pelayanannnya. Tidak hanya sebatas pada mengadvokasi kepentingan buruh tetapi juga berupaya untuk menyejahterakan keluarga para buruh.


Pesan dan arahan Gus Yahya itu disampaikan dalam momentum pelantikan DPP K-Sarbumusi, pada 15 Desember 2022 lalu. Ia meminta Sarbumusi menjangkau keluarga buruh dengan cara ikut serta dalam Gerakan Keluarga Maslahat (GKM) NU.
 

GKMNU, kata Gus Yahya, adalah sebuah gerakan untuk melayani dan memberikan pendampingan kepada keluarga-keluarga untuk meraih harapan mewujudkan keluarga yang maslahah. 


"Apabila keluarga-keluarga buruh yang menjadi konstituen Sarbumusi dapat ikut serta dalam Gerakan Keluarga Maslahat ini maka akan ada banyak hal untuk dibangun sebagai mode perkhidmahan. Artinya, Sarbumusi bukan hanya berkhidmah mengadvokasi buruh kepada perindustrian tetapi juga sampai pada upaya menciptakan kesejahteraan keluarga-keluarganya," tegas Gus Yahya.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syakir NF