Nasional

Rombongan LTM PBNU Ziarahi Makam Sultan Buton

NU Online  ·  Senin, 18 Desember 2017 | 02:04 WIB

Bau-bau, NU Online
Di sela-sela acara kaderisasi Pemuda Pelopor Masjid di Pulau Buton, rombongan Lembaga Takmir Masjid PBNU menyempatkan diri mengunjungi Kesultanan Buton. Mereka berziarah di makam sultan-sultan Buton.

"Kerajaan Buton memiliki banyak peninggalan sejarah, yaitu Masjid Kraton Buton, benteng terluas di dunia yang sampai sekarang bentuknya masih utuh, Batu Popaua, dan lain-lain. Peninggalan-peninggalan ini menjadi  bukti bahwa Buton secara teritorial memiliki wilayah kekuasaan sebelum Nusantara menjadi negara Indonesia," tutur La Ode Diki Hermanto, salah seorang keluarga keraton, di Kota Bau-Bau (11/12).

Sebelum Kerajaan Buton menjadi kesultanan, pada awalnya dipimpin oleh seorang ratu yang bernama Ratu Wakaaka, yang secara berturut-turut Kerajaan Buton dipimpin oleh lima orang raja sampai tahun 1451. Pada raja keenam, Kerajaan Buton berubah menjadi Kesultanan Buton karena pengaruh ajaran Islam.

“Yang menjadi Sultan pertama adalah Sultan Murhum Kaimuddin. Pada masa kepemimpinannya inilah agama Islam dicetuskan sebagai agama resmi dan kemudian dianut oleh seluruh rakyat Buton saat itu," tambahnya.

Dalam kunjungan ke keraton, rombongan LTM PBNU menyempatkan diri berziarah ke makam Sultan Murhum dan ke makam raja-raja Buton.

Kegiatan kaderisasi Pemuda Pelopor Masjid ini terselenggara atas kerja sama LTM PBNU bekerja sama dengan Kementrian Pemuda dan Olah Raga RI di lima kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara yaitu Buton, Bau Bau, Kendari, Konawe, dan Wakatobi. (Nizar Idris/Alhafiz K)