Nasional

Saatnya Islam Nusantara Diekspor

NU Online  ·  Jumat, 24 April 2015 | 16:59 WIB

Jember, NU Online
Kementerian Agama terus berbenah dalam peningkatan kualitas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Salah satunya dengan melakukan proses transformasi dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) mejadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan dari IAIN menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). 
<>
Transformasi ini penting untuk terus meningkatkan peran urgen PTKI sebagai pusat kajian dan pengembangan Islam  Nusantara. “Sudah saatnya, Islam Nusantara diekspor ke luar dan menjadi salah satu ikon internasional. Islam ala Indonesia ini akan menjadi sumbangan Indonesia untuk dunia,” demikian ditegaskan Sekjen Kemenag Nur Syam saat memberikan sambutan pada peresmian transformasi STAIN Jember menjadi IAIN Jember, Jawa Timur, Kamis (23/04).

“Jika India yang Hindu saja mempunyai Taj Mahal dan khasanah Islam India yang luar biasa dan mampu menjadi ikon dunia, maka ke depan, Indonesia tidak hanya akan dikenal mempunyai ikon Hindu dan Buddha, namun juga Islam, yakni melalui Islam Nusantara,” tambahnya sebagaimana dilansir oleh situs kemenag.go.id.

Sekjen melihat, banyaknya PTKI, baik negeri maupun swasta, di tanah air, dengan berbagai varian, akan mampu memberikan sumbangsih yang besar bagi pengembangan peradaban Islam di dunia. Untuk itu, Sekjen mendorong STAIN yang berada di ibu kota provinsi, segera memaksimalkan diri untuk menjadi IAIN, atau jika memungkinkan untuk menjadi UIN. 

Hal ini penting, lanjut Nur Syam, karena untuk melakukan perluasan akses dan pemerataan pendidikan. Namun demikian, Nur Syam menyatakan bahwa perubahan status tidak mudah dan membutuhkan perjuangan keras. Karenanya, Nur Syam mengapresiasi perjuangan keras seluruh civitas akademika IAIN Jember hingga berhasil melakukan transformasi dari STAIN. 

“Selamat bagi keluarga besar IAIN Jember, yang dalam waktu singkat, mampu mengembangkan 8-12 program studi, menjadi 26 program studi. Ini sebuah lompatan besar,” terang Sekjen.

Nur Syam mengingatkan bahwa transformasi ini jangan menjadi titik kulminasi akhir, tapi sebuah langkah awal untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas mahasiswa, dosen dan sarana prasarana pendukung lainnya. 

“Desember tahun ini, kita akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Karena itu, persiapkan diri kita untuk bersaing dengan tetangga-tetangga kita.  Jangan sampai kita menjadi penonton di negara sendiri,” harapnya. (mukafi niam)