Santri Diharap Bisa Masuk Prodi Eksakta Kampus Unggulan
NU Online · Sabtu, 25 Mei 2019 | 15:30 WIB
Jakarta, NU Online
Direktur Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Kementerian Agama, Imam Safei mengakui alumni pendidikan madrasah belum setara dengan alumni pendidikan umum. Menurutnya, alumni madrasah belum banyak ditemukan di jurusan jurusan strategis di perguruan tinggi negeri seperti Fakultas Kedokteran, Fakultas MIPA, dan sebagainya.
Hal itu diakui Imam Syafei telah melahirkan inspirasi untuk menggagas program beasiswa khusus bagi santri di berbagai pesantren di Indonesia. Program beasiswa santri yang dimulai pada 2005 ini, bertujuan untuk mendorong santri agar mau masuk di program studi disiplin ilmu lain selain agama Islam seperti Ekonomi, Kedokteran, IT, Fisika, Kimia, dan lain lain.
"Sejak kemerdekaan Indonesia sampai hari ini orang-orang penting di negeri ini selalu lulusan UGM, UNES, ITB, IPB. Mana dari pendidikan kita, baru baru ini saja. Makanya waktu itu kami berfikir bagaimana agar anak-anak kita bisa mengambil posisi ini," katanya saat mengisi acara Tasyakuran, Bedah Buku dan Buka Puasa Bersama Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) di Gedung PBNU di Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5).
Ia terus mendorong agar santri atau siswa dari madrasah yang dibina Kemenag bisa masuk pada kampus-kampus umum unggulan. Sehingga lulusan pesantren atau madrasah tidak dipandang sebagai kelas dua setelah pendidikan umum.
"Dan untuk mensukseskan program ini kami juga kerjasama dengan IPB dan UIN Jakata," imbuhnya.
Syafei mengakui, tidak mudah santri masuk pada Fakultas Kedokteran atau Eksakta yang lain. Sebab kadang pengajar di madrasah belum sesuai dengan mata pelajaran yang diajar. Misalnya guru Fisika berasal dari alumnus Ushuluddin, sehingga tidak nayambung.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Pergunu, Aris Adi Laksono, mengatakan selain perlu meningkatkan kualitas, guru juga harus belajar berwirausaha agar pengajaranya di madrasah semata mata pengabdian bukan untuk mencari penghasilan.
"Makanya di Pergunu ada program teacher preneur dengan harapan guru semakin sejahtera," ucapnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain Dewan Pakar Pergunu yang juga Rektor Universitas Terbuka, Ojat Darojat, pegiat pendidikan asal Provinsi Jawa Timur, Hudiyono, Pengurus Pergunu, Ilyas Indra, Penulis Buku 'Manajemen Kemitraan' Romi Siswanto dan para pimpinan organisasi guru lain. (Abdul Rahman Ahdori/(Aryudi AR).
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua