Cirebon, NU Online
Irfan (60 tahun) seorang warga NU di Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon sebelum wafat dalam kondisi sakit selama tiga hari. Meski demikian, ia tetap memaksakan diri pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) demi memilih Kiai Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019, Rabu 17 April kemarin.
Irfan sangat mencintai Kiai Ma'ruf Amin. Sebelum wafat ia meminta kepada istrinya untuk diantarkan ke TPS. Ia sebelumnya juga via telpon menghubungi anak-anaknya untuk memilih Kiai Ma'ruf Amin sesuai perintah para ulama dan Kiai NU.
Aminah, istri almarhum Irfan, menceritakan, "Abi sakit sudah tiga hari. dadanya sesak dan minta dipijat terus. Kemarin pagi-pagi minta diantarkan ke TPS, katanya mau nyoblos Kiai Ma'ruf.”
Aminah meneruskan ceritanya, setelah diantar ke TPS yang telah ditentukan, ternyata petugas KPPS-nya belum siap untuk melakukan proses pemungutan suara. Akhirnya suaminya pulang kembali untuk istirahat di rumah.
“Siang hari setelah shalat Zhuhur, petugas KPPS datang ke rumah untuk mengantarkan kertas suara. Tak lama setelah abi mencoblos Kiai Ma'ruf, ia terjatuh dan mengembuskan nafasnya yang terakhir," kata Aminah.
Almarhum Irfan adalah kakak ipar Ketua Pengurus Besar Nahdlatu Ulama (PBNU) KH Abdul Manan Ghani. Jenazah almarhum telah dimakamkan kemarin sore di belakang rumahnya, Rabu (17/4).
“Kecintaannya kepada Kiai Ma'ruf Amin dan kepatuhannya sebagai warga NU sangat mengharukan keluarga dan kerabatnya,” kata Aminah.
Pihak keluarga meminta doa dan Surat Al-Fatihah untuk almarhum Irfan dari warga NU. Pihak keluarga berharap semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahan almarhum serta menerima seluruh amal ibadahnya. (M Said/ Alhafiz K)