Nasional

Sekjen PBNU: Ciri Ulama Mengembangkan Ilmu dan Mengayomi

Sab, 25 Mei 2019 | 03:30 WIB

Sekjen PBNU: Ciri Ulama Mengembangkan Ilmu dan Mengayomi

Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini pada acara Da'iyah Fun Camp.

Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Helmy Faishal Zaini mengemukakan peran penting ulama dalam membangun gerakan sosial keagamaan. Peran tersebut dapat terlihat setidaknya dalam dua hal, yaitu tafaqquh fiddin (mengembangkan ilmu keagamaan) dan pengayom masyarakat dengan mata kasih sayang.

Hal itu dikemukakan Helmy saat membuka acara Da'iyah Fun Camp yang diselenggarakan Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari di Daan Mogot Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (24/5).

Menurut Helmy, peran ulama dalam pengembangaan keagamaan telah melahirkan pesantren yang menjadi ciri khas pendidikan keagamaan di nusantara. Hal itu menurutnya diakui oleh pendiri pergerakan Budi Utomo dr Soetomo.

Kata Helmy yang mengutip pernyataan Soetomo, jauh sebelum Hindia Belanda mendirikan sekolah-sekolah, pesantren telah hadir dan menjadi mata air ilmu bagi masyarakat nusantara.

"Artinya ini dalam sejarahnya ini pesantren luar biasa. Ini peran ulama kita di dalam pengembangan keagamaan," ucapnya.

Sementara sebagai pengayom umat, ulama hadir di tengah-tengah masyarakat dan dijadikan sosok sentral dalam menyelesaikan berbagai persoalannya. Padahal, sambungnya dengan bercanda, ulama sendiri tanpa diketahui masyarakat memiliki masalah. Namun, karena kecintaannya pada masyarakat membuatnya rela menghabiskan waktunya agar masyarakat menjadi tenang.

"Para ulama kita inilah yang pada akhirnya telah membebaskan warga dan masyarakat ini dari berbagai masalah-masalah," jelasnya.

Menurutnya, peran yang dimainkan para ulama sangat sesuai dengan ajaran Islam. Hal itu misalnya dapat terlihat dalam Al-Qur'an Surat Quraisy ayat 3 dan 4. "Maka, hendaklah mereka menyembah Tuhan yang mempunyai rumah ini. Yang memberi makanan kepada mereka untuk menolak rasa lapar dan menenteramkan mereka dari suasana ketakutan,” ungkapnya menerjemahkan ayat dimaksud.

“Oleh sebab itu, jika ada seseorang yang mengaku sebagai ulama, akan tetapi ucapan dan perbuatannya tidak membuat kedamaian bagi masyarakat, bahkan sebaliknya membuat teror, maka ulama tersebut telah melenceng dari ajaran Islam,” katanya sembari mengutip Surat an-Nahl ayat 125.

Hadir pada pembukaan Ketua DKM Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari KH Zuhri Yakub, Ketua Umum PP IPPNU Nurul Hidayah Ummah, dan 30 peserta daiyah dari berbagai daerah. (Husni Sahal/Ibnu Nawawi)