Nasional

Semangat Pengusaha Nahdliyin Dukung Arus Baru Ekonomi Indonesia

NU Online  ·  Rabu, 29 Mei 2019 | 00:30 WIB

Semangat Pengusaha Nahdliyin Dukung Arus Baru Ekonomi Indonesia

Diskusi PPN bahas ekonomi kreatif, koperasi dan UMKM

Jakarta, NU Online
Para pengusaha yang tergabung dalam Pengusaha Profesional Nahdliyin (PPN) mendiskusikan pengembangan koperasi kewirausahaan dan ekonomi kreatif. Diskusi berlangsung dalam FGD di Gedung PBNU, Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin (27/5).

Chairul Saleh, Sekjen PPN mengataan FGD merupakan kegiatan rutin. Pada hari itu, tema yang dibahas adalah seputar koperasi, kewirausahaan dan ekonomi kreatif karena selama ini warga NU aktif di bidang UMKM dan koperasi.

"FGD tidak sekadar diskusi yang setelah selesai tidak ada tindakan. Tapi bagaimana ada peningkatan, konsolidasi dan action," katanya.

Sasaran kegiatan adalah para pengusaha baik yang baru memulai, maupun yang sudah maju. Tidak hanya dari Jakarta, mereka ada juga yang tinggal maupun mengembangkan usaha di Sukabumi, Bogor, dan daerah lainnya. Tujuannya untuk menularkan informasi dan kabar baik dari mereka yang sudah sukse kepada yang akan sukses.

"Pemerintah kan ada RUU Kewirausahaan dan Koperasi. Ini untuk menguatkan para pengusaha. Juga membicarakan trik sampai kepada terwujudnya sebuah produk. Percuma kalau ada FGD, kalau tidak aksi nyata," imbuhnya.

Diskusi juga menekankan bahwa saat ini akses terhadap dunia usaha semakin terbuka. Namun harus dikuatkan dengan keberanian. Jika seorang pengusaha ingin berhasil harus berani mempertaruhkan banyak hal sampai keberhasilannya, dan di situlah seseorang bisa dinamakan pengusaha.

Pembahasan tersebut juga untuk mewujudkan arus baru ekonomi Indonesia seperti yang dicita-citakan PBNU dalam menuju satu abad NU. Berdasarkan data NU Online, gagasan arus baru ekonomi Indonesia, dikemukakan Mustasyar PBNU yang kala itu masih Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin dalam forum Konsolidasi Organisasi Menjelang Satu Abad Nahdlatul Ulama di kota Pontianak, 15 September 2018.

Kiai Ma'ruf menegaskan, pada hakikatnya arus baru ekonomi Indonesia berakar dari sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

"Berdasar pada sila inilah arus baru ekonomi Indonesia akan berusaha mengikis berbagai disparitas antara kaum pemilik modal besar para konglomerat dan pemodal pas pasan, antara produk global dan lokal, serta antara yang kaya dan yang miskin," papar Kiai Ma'ruf.

Kiai Ma'ruf Amin menawarkan solusi dalam format pergerakan baik pergerakan untuk menjaga dan menyelamatkan umat (harakah himaiyyah) dari ideologi yang salah, yang dapat menghancurkan NKRI. Kedua, harakah khidmaiyyah yang berkonsentrasi pada pengembangan pengabdian kepada umat.

"Di antara bentuk dari harakah khidmaiyyah melalui konsep arus baru ekonomi Indonesia," kata Kiai Ma'ruf Amin. 

Senada, Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, menegaskan Nahdlatul Ulama, kata Kiai Said, harus mengambil peran terdepan baik peran keagamaan (syuhudan diniyyan) maupun peran kebangsaan (syuhudan watahaniyyan). Penguatan ekonomi, menurut Kiai Said merupakan bagian dari peran NU dalam kebangsaan. (Kendi Setiawan)