Nasional

Sepekan Setelah Pencoblosan, 94 Petugas Pemilu 2024 Meninggal dan Ribuan Sakit

Kam, 22 Februari 2024 | 10:30 WIB

Sepekan Setelah Pencoblosan, 94 Petugas Pemilu 2024 Meninggal dan Ribuan Sakit

Ilustrasi: para anggota KPPS sedang melayani pemilih pada pemilu 2024, Rabu (14/2/2024) di TPS Desa Leteh, Rembang, Jawa Tengah. (Foto: NU Online/Hanan)

Jakarta, NU Online

Kementerian Kesehatan RI melaporkan total kematian petugas pemilu 2024 terus bertambah, berdasarkan data pada Rabu (21/2/2024) tercatat 94 orang meninggal mencakup 51 anggota KPPS, 18 anggota Linmas, sembilan saksi, delapan petugas, enam anggota Badan Pengawas Pemilu, serta dua anggota Panitia Pemungutan Suara.


"Ada penambahan ya kematian menjadi 94 kasus," ungkap Kepala Biro Komunikasi Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi, Rabu (22/2/2024) di Jakarta.


Adapun penyebab kematian tertinggi yaitu penyakit jantung (24), disusul dengan kecelakaan (9), hipertensi (9), dan gangguan pernapasan akut (7).Selain itu, penyakit serebrovaskular (6), syok septik (5), diabetes melitus (4), kematian jantung mendadak (2), kegagalan multiorgan (2). Yang lainnya yaitu sesak nafas, TB paru, penyakit ginjal kronis, dehidrasi, dan asma, masing-masing sebanyak satu kejadian. Penyebab kematian 21 orang masih tengah dikonfirmasi.


Menurut data sebaran wilayah, daerah dengan kematian tertinggi adalah Jawa Barat (24), kemudian Jawa Timur (19), dan Jawa Tengah (15), serta DKI Jakarta (9). Kemudian Sulawesi Selatan (6), Banten (5). Di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, di masing-masing provinsi tersebut ada dua yang meninggal.


Sementara itu di Aceh, Sumatera Barat, Lampung, DI Yogyakarta, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur, masing-masing provinsi itu ada satu orang yang meninggal.


Petugas sakit

Kementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa ada 13.675 petugas pemilu yang tengah dirawat, dengan kelompok yang paling banyak yaitu KPPS sebanyak 6.963 orang, petugas sebanyak 1.676 orang, dan PPS sebanyak 1.583 orang.


Kemudian saksi 1.247, anggota Linmas 1.095 orang, anggota Bawaslu 659 orang, dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) 452 orang.


Para pasien tersebut dirawat karena mengidap berbagai penyakit, antara lain penyakit pada kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari; hipertensi; infeksi saluran pernapasan bagian atas akut; gangguan jaringan lunak; radang paru-paru, infeksi usus, dan penyakit telinga bagian dalam.


Pasien terbanyak dari kelompok usia 21-30 tahun yaitu 3.871 orang, 41-50 tahun yaitu 3.409 orang, 31-40 tahun sebanyak 3.170 orang, 51-60 tahun sebanyak 1.980 orang, 17-20 tahun sebanyak 835 orang, dan di atas 60 tahun sebanyak 410 orang.


Selain itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyebutkan, 63 persen dari 398.155 anggota KPPS yang punya risiko kesehatan, atau sekitar 250 ribu orang, memiliki hipertensi.


Adapun dari kelompok orang dengan risiko tersebut, sebanyak 26 persennya punya masalah jantung koroner, 8 persen punya gagal ginjal kronis, dan 3 persen punya diabetes melitus.