Nasional

Seperti Apa Strategi Anies, Prabowo, dan Ganjar soal Konflik di Laut China Selatan?

Ahad, 7 Januari 2024 | 21:40 WIB

Seperti Apa Strategi Anies, Prabowo, dan Ganjar soal Konflik di Laut China Selatan?

Capres 2024 Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. (Ilustrasi: NU Online/Aceng)

Jakarta, NU Online

Pada debat calon presiden (Capres) ketiga tentang sub tema geopolitik, pertanyaan diajukan untuk Capres Ganjar Pranowo soal konflik laut Cina Selatan yang belum selesai. Panelis bertanya terkait inisiatif baru yang ditawarkan paslon capres-cawapres sehingga Indonesia berkontribusi mengelola Konflik Laut Cina Selatan (LCS).


Para calon yang berkontestasi dalam Pilpres 2024, yakni Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga yang digelar di Istora Senayan Jakarta, Ahad (7/1/2024) malam.  


Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyoroti perlunya mengevaluasi langkah-langkah sebelumnya yang tidak berhasil menyelesaikan konflik, seperti DOC (Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea) sudah dengan COC (code of conduct) yang telah berlangsung selama lebih dari 20 tahun tanpa penyelesaian yang jelas. 


“Maka usulan kami sangat jelas dan clear. Apa itu? Kesepakatan sementara? Kenapa kesepakatan sementara ini mesti kita dorong dan kita inisiatif agar kita bisa mencegah sesuatu yang tidak kita inginkan,” ujarnya.


Selanjutnya, Ganjar menyampaikan bahwa modernisasi peralatan di Tiongkok dijadwalkan akan selesai pada tahun 2027, yang memiliki implikasi besar. Dalam konteks kebijakan One China, Ganjar memperkirakan bahwa seluruh dunia akan mengakui peran penting Tiongkok.


Selanjutnya, Ganjar mengungkapkan bahwa dengan semakin kuatnya peran Tiongkok, mungkin akan timbul potensi konflik dengan negara-negara lain. Meskipun kemungkinan terjadinya konflik Laut Cina Selatan tidak mencapai Indonesia, Ganjar menyadari adanya dampak yang mungkin dirasakan oleh Indonesia di berbagai aspek.


"Maka inilah titik-titik penting yang musti kita dorong dan kita akan bisa membawa posisi inisiatif ini untuk membuat kesepakatan sementara untuk menghindari potensi-potensi yang lebih tinggi. Kita akan meredam (Konflik Laut Cina Selatan) dengan cara ini," tegasnya.


Menanggapi pernyataan Ganjar, Capres nomor urut pertama Anies Baswedan menekankan peran penting ASEAN dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Ia menggarisbawahi bahwa Indonesia, sebagai negara terbesar dan pendiri ASEAN, harus menjadi pemimpin yang dominan dalam kerangka ASEAN.


"Karena kekuatan luar Asean ini maka kita menghadapinya sebagai satu regional bukan sekadar Indonesia berhadapan dengan negara lain tapi satu region dan Indonesia pemimpin ASEAN itu kata kuncinya menurut saya," jelasnya.

 

Capres nomor urut ketiga Prabowo menanggapi pernyataan Ganjar, Dirinya beropini bahwa pertahanan yang kuat dalam menghadapi tantangan Laut Cina Selatan adalah hal yang paling utama. Ia menekankan perlunya memiliki kekuatan pertahanan yang kuat, termasuk platform untuk patroli dan satelit.


"Jadi keadaan LCS, saya menggarisbawahi bahwa kita perlu kekuatan pertahanan yang kuat, kita perlu platform untuk patroli kita perlu satelit, kita perlu banyak sekali. Dan untuk itu pertahanan harus kita bangun," tegasnya.