Nasional

Setelah 10 Tahun Tak Ganti, Seragam Batik Baru Jamaah Haji Indonesia Diluncurkan

Kam, 14 Desember 2023 | 08:30 WIB

Setelah 10 Tahun Tak Ganti, Seragam Batik Baru Jamaah Haji Indonesia Diluncurkan

Batik jamaah haji mulai tahun 2024. (Foto: Kemenag)

Jakarta, NU Online

Setelah sekian lama tidak ada perubahan motif seragam batik pada musim haji 1445 H/2024 M, Jamaah Haji Indonesia memiliki seragam batik baru. Seragam ini diluncurkan Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas di Auditorium HR Rasjidi, Jakarta, pada Selasa (12/12/23).


Motif seragam batik baru ini bernama Sekar Arum Sari yang merupakan hasil Sayembara Desain Batik Jemaah Haji Indonesia yang digelar sejak Agustus 2023. Sayembara ini dimenangkan oleh Sony adi Nugroho, satu dari 10 finalis sayembara.


Gus Men, sapaan karibnya, mengatakan bahwa seragam haji menjadi satu media penting dalam syiar Indonesia. Jamaah haji bukan hanya memiliki misi spiritual saja, namun mereka merupakan duta yang seharusnya mengenakan pakaian yang mewakili Indonesia.


Gus Men, juga menjelaskan bahwa batik tak sekedar fashion, namun juga Identitas Bangsa Indonesia. Karena itu penting jika batik yang diluncurkan adalah batik yang mewakili dan menjadi Indentitas Bangsa.


“Batik bukan sekedar fashion, oleh UNESCO juga ditetapkan sebagai warisan takbenda dan ciri Indonesia. Di forum G20 pimpinan negara juga menggunakan batik saat gala dinner. Karena itu kita patut berbangga memiliki batik,” jelasnya dikutip dari laman Kemenag.


Batik baru jamaah haji Indonesia berwarna ungu bermotif Sekar Arum Sari, yang terinspirasi dari melati putih, motif kawung, motif truntum, motif songket dan tenun, serta burung garuda. Motif ini mengambil filososfi puspa nasional Indonesia yang digambarkan dengan bunga melati putih yang melambangkan simbol kesucian, keagungan, kesederhanaan, ketulusan, keindahan, dan rendah hati


​​​​​Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Hilman Latief menjelaskan bahwa batik baru ini akan menggantikan batik sebelumnya yang sudah digunakan sejak 2011.


“Batik sebelumnya sudah lebih 10 tahun digunakan, dan ternyata belum sepenuhnya mewakili identitas Indonesia. Banyak yang belum mengenali seragam batik Indonesia. Karena itu, kami menyelenggarakan sayembara untuk batik baru,” ucapnya.


Ia juga menjelaskan, bahwa seragam batik akan diproduksi, dengan metode cap, dengan melibatkan banyak UMKM yang memenuhi syarat sesuai standar yang dibuat Kemenag.


“Diperkirakan per jamaah membutuhkan 3 meter kain untuk satu batik, jadi sekitar 600 KM banyaknya jika dibentangkan. Artinya akan melibatkan banyak UMKM untuk membuatnya, ini juga bentuk kepedulian kita terhadap UMKM,” ujarnya.