Nasional

Silaturahim, Pertamina Ajak PBNU Kerja Sama

Sen, 11 April 2016 | 22:35 WIB

Jakarta, NU Online
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Ahmad Bambang didampingi sejumlah pejabat PT Pertamina lainnya, berkunjung ke Kantor PBNU pada Senin (11/4) malam.

Bambang dan rombongan yang disambut Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj menyampaikan maksud kunjungan silaturahim tersebut untuk menjajaki kemungkinan kerja sama yang bisa dijalin antara PT Pertamina dan PBNU.

“Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari rencana kerja sama yang pernah dicetuskan sebelumnya,” ungkap Bambang. Ia mengatakan, PT Pertamina menyadari bahwa pengembangan bisnis membutuhkan lahan.

“Kami tahu lokasi dan warga NU banyak, tersebar di seluruh Indonesia. Kemudian, kebutuhan akan pertambangan di Indonesia itu penting. Kerja sama perlu dilakukan untuk menutupi kebutuhan Pertamina,” lanjut Bambang.

Bambang berharap, sinergi yang baik akan terjalin di antara dua pihak. Bambang mengatakan keprihatinannya, selama ini Indonesia sering melakukan impor sejumlah barang tambang. Padahal, di Indonesia banyak tersedia barang tambang yang bisa diolah. Misalnya, Indonesia masih melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan aspal, meski sebenarnya bisa diolah dari batu bara muda yang juga tersedia di Indonesia.

“Indonesia bisa menyiapkan cadangan nasional,” tegas pria kelahiran 5 Juli 1962, lulusan Sarjana Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung (1986) dan Program Magister Manajemen Industri, Universitas Indonesia (1999) ini.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Ketua LWPNU H Mardini, Bendum PBNU Bina Suhendra, Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud, Robikin Endang, Isfah A. Aziz, Sekjen ISNU M. Kholid Syeirazi, Syaiful Bahri Muhammad, Marwan Zainudin, M Lukman Hakim (LWPNU), H Munsorun Mulya (LWPNU), dan Wasekjen PBNU Suwadi D. Pranoto.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak PBNU mengenai tawaran kerja sama tersebut. Pihak PBNU masih mempelajari berkas rancangan kerja sama yang diajukan Pertamina.

Ketum PBNU Said Aqil Siroj di antaranya menegaskan bahwa NU berisi ulama-ulama yang nasionalis. Artinya ulama selain taat dalam urusan ibadah, juga peduli pada urusan tanah air dan kepentingan bangsa. Kang Said mengatakan bahwa ulama dan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari adalah ulama, pembela dan pejuang tanah air.

“Mencintai dan membela tanah air adalah bagian dari iman,” terang Kang Said. (Kendi Setiawan/Mahbib)
Â