Nasional

Soal Anggaran Apel Pemuda, GP Ansor: Tidak Ada Persoalan

NU Online  ·  Selasa, 27 November 2018 | 17:00 WIB

Soal Anggaran Apel Pemuda, GP Ansor: Tidak Ada Persoalan

Apel Pemuda Islam, Desember 2017.

Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Abdul Rochman mengatakan tidak ada persoalan terkait penggunaan dana anggaran kegiatan Apel Kebangsaan yang diinisiasi Kementerian Pemuda dan Olahraga, 16-17 Desember 2017 lalu.

“Pengurus GP Ansor telah melaporkan bersama Kemenpora bulan November ini. Waktu itu ada tiga yang diundang yaitu GP Ansor, Kokam dan Kemenpora. GP Ansor sudah melaporkan dan tidak ada persoalan,” kata Adung, sapaan akrabnya, Selasa (27/11) malam. 

Adung menceritakan, pada kegiatan itu masing-masing dari GP Ansor dan Kokam diminta mengirimkan sepuluh ribu kadernya. GP Ansor menerima anggaran senilai dua miliar rupiah untuk kelangsungan kegiatan ini.

“Dari GP Ansor sendiri ada lebih dari sepuluh ribu kader yang hadir, karena ada yang dari daerah sekitar datang dengan biaya sendiri,” imbuhnya.

Peserta kegiatan melakukan apel, kemah, dan berbagai kegiatan untuk menumbuhkan cinta tanah air dan meningkatkan ukhuwah islamiyah. Selain itu ada penampilan seni untuk menjalin keakraban. 

Menurut Adung kegiatan tersebut sebagai sesuatu yang sangat baik karena menyatukan organisasi pemuda dari dua ormas besar di NU dan Muhammadiyah. “Ini hal yang baru kali ini terjadi dan inisiatif yang harus disyukuri,” ujarnya.

Diketahui sebanyak lebih dari dua puluh ribu pemuda dari Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (Kokam)  Muhammadiyah mendeklarasikan komitmen perdamaian, mewujudkan pemuda hebat dan komitmen menjaga bumi dalam Apel Kebangsaan dan Penanaman Pohon di Lapangan Prambanan, Yogyakarta.

Kala itu, Presiden Joko Widodo bertindak sebagai pembina upacara menyampaikan semangat acara tersebut menjadi pondasi kedamaian di Indonesia. Jokowi menambahkan, karena ukhuwah islamiah, wathaniyah, dan basariah (persaudaraan kemanusiaan), Islam yang toleran di Indonesia menjadi inspirasi bagi dunia.

"Sebagai pewaris darah juang para ulama, KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan kita harus mencontoh mereka sebagai pejuang yang menciptakan Islam yang rahmatan lil alamin di Indonesia ini," jelas Presiden. (Kendi Setiawan)