Nasional

Soal Hubungan Internasional, Akademisi Minta Para Capres Fokus pada Implementasi Kesepakatan Antarnegara

Jum, 5 Januari 2024 | 20:00 WIB

Soal Hubungan Internasional, Akademisi Minta Para Capres Fokus pada Implementasi Kesepakatan Antarnegara

Kolase capres-cawapres 2024. (Ilustrasi: NU Online/Aceng)

Jakarta, NU Online

Hubungan internasional menjadi salah satu tema dalam agenda debat putaran ketiga pemilihan presiden (pilpres) yang akan digelar pada Ahad (7/1/2024) mendatang. Debat kali ini akan menampilkan para calon presiden (capres). 


Akademisi sekaligus Kepala Program Studi (Kaprodi) Hubungan Internasional Universitas Nasional Harry Darmawan meminta para capres untuk fokus pada gagasan soal implementasi kesepakatan negara. Sebab menurut Harry, pemerintah Indonesia ke depan harus fokus mengimplementasikan setiap hubungan yang telah dibangun dengan negara-negara lain.


"Para capres ini harus tahu betul positioning Indonesia dan kapabilitas bangsa Indonesia, sehingga punya prioritas negara-negara mana yang bisa jadi betul-betul memberikan keuntungan atau bisa memberikan dampak positif dalam menjalankan hubungan bilateral, multilateral atau multinasional," katanya kepada NU Online, Jumat (5/1/2023) pagi.


Harry menegaskan, Indonesia tidak bisa berdiri sendiri sehingga membutuhkan negara lain atau institusi internasional untuk memenuhi kepentingan nasional. Ia pun menyoroti soal isu-isu mengenai kemampuan Indonesia untuk berdiri sendiri di tengah keterbatasan ekonomi, teknologi, dan sumber daya manusia. 


Ia menekankan bahwa kebijakan hubungan luar negeri harus terus ditingkatkan dengan mengupayakan kebijakan politik luar negeri yang berefek positif.


"Kalau kita lihat kondisi geopolitik saat ini, ada beberapa negara besar yang pertama tentu Amerika Serikat, dia superpower sejak era perang dingin. Kemudian ada Rusia. Selain Rusia, juga ada Tiongkok. Selain kepada negara-negara besar itu, Indonesia juga perlu untuk memandang negara-negara yang ada di sekitar, contohnya ada Australia," jelas Harry.


Lebih lanjut, Harry menyebut ada beberapa agenda penting berskala nasional yang sudah digulirkan pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, salah satunya G20. Namun, ia mencatat masih sangat banyak yang perlu diupayakan, sehingga efek acara-acara itu tidak hanya sebagai acara seremonial belaka.


"Indonesia ikut dalam G20. Itu bagus kita menjadi tuan rumah penyelenggara di event internasional. Pertanyaan selanjutnya adalah implementasinya seperti apa? Implementasinya ini masih terbatas dan masih kurang," jelasnya.


Harry berharap para capres mampu memberikan gagasan mengenai peningkatan implementasi kesepakatan yang sudah ada, sehingga kerja sama bilateral benar-benar berdampak positif bagi kedua belah pihak. Hal ini dianggap penting agar Indonesia tidak hanya menjadi tuan rumah dalam acara internasional, tetapi juga mampu meningkatkan peran dan pengaruhnya di dunia.


"Implementasi harus ditingkatkan oleh Presiden selanjutnya untuk bisa benar-benar menggalakkan kesepakatan-kesepakatan yang sudah dilakukan oleh era pemerintahan Pak Jokowi saat ini. Karena kalau kesepakatan tanpa implementasi ya nonsense (omong kosong). Nanti pemerintahan selanjutnya bikin kesepakatan baru lagi, kan sayang kerja dua kali," jelas Harry.