Nasional

Soal Invasi Rusia, INFID: Perang Hanya Akan Perparah Ekonomi Dunia

Sel, 1 Maret 2022 | 15:00 WIB

Soal Invasi Rusia, INFID: Perang Hanya Akan Perparah Ekonomi Dunia

Asap dan api membubung selama penembakan di dekat Kyiv.. (Foto: Aljazeera)

Jakarta, NU Online
International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) menyatakan simpati, dukungan dan solidaritas kepada warga Ukraina dan Rusia. Perang bukan untuk kebaikan warga Ukraina dan Rusia. Perang juga bukan untuk kebaikan warga dunia, termasuk warga Indonesia. Untuk itu INFID secara tegas mengecam operasi militer Rusia yang telah mengorbankan warga sipil serta merusak fasilitas yang menunjang Kesehatan dan keamanan warga.

 

“Invasi Rusia ini belum tentu menunjukkan sikap warga Rusia, Warga Rusia sudah menunjukkan sikapnya menolak Invasi dan Perang. Terjadi pernyataan sikap di berbagai kota di Rusia,” tegas INFID sebagaimana keterangan resmi yang diterima NU Online, Selasa (1/2/2022).


Serangan militer ini menjadikan Rusia sebagai pihak yang tidak menghormati integritas teritori Ukraina sebagai negara berdaulat. Posisi demikian menyebabkan harapan atas peran keamanan dan pemelihara perdamaian dari Rusia menjadi lemah. Dan lebih merepotkan karena Rusia merupakan salah satu pemegang hak veto dalam Dewan Keamanan PBB.


“Perang ini juga menyebabkan upaya pemulihan ekonomi global menjadi terganggu. Saat ini harga acuan minyak dunia telah meningkat tajam, harga saham di beberapa negara sudah mulai melemah, dan berbagai harga komoditas juga terpengaruh secara signifikan,” tulis INFID.


Hal demikian menyebabkan upaya G20 menjadi terkendala untuk memajukan pertumbuhan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif. Bagi Indonesia sendiri, setelah serangan Rusia, mendapatkan dampak ekonomi yang buruk. Salah satunya, minyak mentah naik tajam mencapai USD 105 per barel, sedangkan asumsi dalam APBN 2022 hanya sebesar USD 63 per barel.


Rusia adalah salah satu dari 19 anggota G20. Oleh karena itu, punya mandat untuk turut serta mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif. Rusia semestinya memberi contoh dan teladan. Tetapi justru bertindak sebaliknya. Sementara warga Rusia sudah menunjukkan sikapnya menolak Perang, pemerintah Rusia bersikap lain.

 

“Rusia adalah salah satu dari 5 negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Oleh karena itu, Rusia bersama anggota Dewan Keamanan PBB yang lain memiliki keharusan untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional,” jelas INFID.

 

Rusia bersama anggota Dewan Keamanan PBB juga dapat meminta para pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan secara damai dengan melalui negosiasi, pemeriksaan, mediasi, konsiliasi, arbitrase, penyelesaian hukum, dan cara-cara lain.


Pernyataan Sikap INFID
Mengingat hal tersebut, INFID mengeluarkan pernyataan sikap sekaligus mendesak kepada Pemerintah Indonesia dan Sekjen PBB, sebagaimana berikut:


1.    Kami bersimpati dan mendukung kebebasan, ketentraman/perdamaian dan hak asasi manusia warga Rusia dan Ukraina. Semua warga Rusia dan Ukraina berhak hidup dalam keadaan aman dan damai dan dengan hidup yang bermartabat, sebagaimana warga di berbagai negara lainnya. Kebebasan dan kesetaraan menjalani profesi dan mata pencahariaannya.


2.    Majelis Umum PBB segera bersidang dan membahas Tindakan Rusia dan menemukan cara untuk menghentikan agresi Rusia ke Ukraina. PBB agar secara tegas menyerukan membawa Rusia menghentikan serangan militer untuk mencegah korban korban manusia dan kerusakan sebuah negara Ukraina dan seluruh pelanggaran kemanusian dan hak asasi manusia dalam perang ini.


3.    Sesuai dengan UUD 45, Indonesia harus aktif memajukan perdamaian dunia. Maka Pemerintah Indonesia sebagai Presidensi G20 agar lebih aktif dan berupaya keras untuk mendorong dan mengajak negara-negara yang sedang berkonflik, terutama Rusia dan Amerika Serikat, untuk duduk bersama membahas resolusi konflik dalam sidang G20.


4.    Sebagai Ketua Civil 20 (C20) dalam Presidensi G20 Indonesia, INFID menyerukan solidaritas civil society di seluruh dunia untuk memberikan atensi, khususnya pada isu kemanusiaan, dengan mendorong Russia sebagai salah satu negara G20 untuk menghentikan invasi militer di wilayah geografis negara berdaulat dan mendesak terciptanya arsitektur bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan dalam KTT G20.


5.    Di bawah hukum humaniter internasional, pihak-pihak yang berkonflik harus mengizinkan akses Komiter Internasional Palang Merah (ICRC) dan memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan agar dapat didistribusikan secara cepat dan tanpa hambatan kepada penduduk yang membutuhkan.


6.    Rusia segera menghentikan serangan militer dan melakukan perundingan. Pasukan Rusia harus segera menghentikan serangan membabi buta yang melanggar hukum perang. Penggunaan senjata peledak yang tidak akurat yang menyebabkan korban warga dan fasilitas sipil harus dihentikan.  Rusia harus menjadi teladan dunia bagaimana memerankan posisi sebagai inisiator perdamaian dan keamanan dunia.

 

Editor: Aiz Luthfi