Nasional HARI SANTRI 2016

Suasana Haru Pelepasan Kirab Resolusi Jihad di Pesantren Krapyak

Sel, 18 Oktober 2016 | 09:30 WIB

Suasana Haru Pelepasan Kirab Resolusi Jihad di Pesantren Krapyak

Wakil Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih.

Bantul, NU Online
Wakil Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih mendadak seperti kehabisan suara. Matanya berkaca-kaca, dan segera menutup pidatonya. Tak lama kemudian, ia berjalan ke tempat duduknya. Sementara para hadirin yang menyaksikan, tampak gagal untuk tak terbawa pada suasana haru.

Kejadian tersebut berlangsung saat Wabup didaulat mengisi sambutan pada pemberangkatan Tim Kirab Resolusi Jihad NU 2016 di halaman Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, Selasa (18/10) pagi.

Wabup sebelumya menyampaikan kesan tentang sosok santri. Mengutip ungkapan kiainya yang masih ia ingat hingga kini, Wabup mengatakan bahwa santri ibarat sejenis makhluk yang bisa hidup di segala medan dan cuaca.

"Ketika terancam punah, santri punya jalan keluar yaitu senjata bernama tawakal. Saat dalam kondisi yang paling mengenaskan, santri punya senjata bernama sabar. Dan saat berada dalam paling menyakitkan santri punya senjata yaitu ridlo terhadap qodo dan qodar dengan begitu, santri adalah juga makhluk paling berdaya dalam menghadapi situasi dan kondisi apa pun," tutur Wabup.

Wabup hadir bersama sejumlah tokoh, di antaranya Sekjen PBNU HA. Helmy Faishal Zaini, Wakil Ketua Umum PBNU M. Maksoem Mahfoedz, Anggota DPR RI Agus Sulistiyono, jajaran PWNU DIY, Pengasuh Ponpes Al-Munawwir Krapyak, serta pengasuh beberapa pesantren lainnya di DI Yogyakarta.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Rais PWNU DIY, KH Asyhari Abta mengungkapkan harapannya agar kegiatan kirab dan Peringatan Hari Santri Nasional menjadikan syiar NU makin berkembang.

Kepada peserta kirab, ia berpesan agar memikirkan apa yang bisa  diberikan untuk NU, bukan apa yang bisa didapatkan dari NU. Pengabdian melalui NU dapat dilakukan melalui bidang kemampuan masing-masing. (Kendi Setiawan/Fathoni)