Nasional

Surga Dapat Diraih dari Rumah Tangga

NU Online  ·  Kamis, 28 Mei 2015 | 01:05 WIB

Way Kanan, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Ahmad Musta'in Syafi’i, di Kasui, Way Kanan, Lampung, Rabu (27/5) menyatakan, surga bisa diraih salah satunya dengan belajar dari membina rumah tangga yang baik.
<>
"Orang yang mau masuk surga dilihat potongannya. Selain itu harus latihan di dunia," ujar KH Musta'in pada Pengajian Akbar Dalam Rangka Isro Mir'oj dan Peresmian Mushola Al Ikhlas Lingkungan 1 Kelurahan Kasui Pasar, Kecamatan Kasui, Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Dalam peristiwa Isra dan Mir'aj, demikian KH Musta'in, Allah memutar mundur jarum jam jauh sekali. Allah juga memutar arah jarum jam ke depan mempertunjukan apa yang akan terjadi.

"Ada gambaran bagaimana keadaan di surga dan bagaimana keadaan di neraka. Baginda Rasul melihat yang banyak masuk neraka itu wanita dan membuat beliau penasaran," tuturnya.

KH Mustai'n lalu mencontohkan perilakau-perilaku dalam kehidupan rumah tangga yang menjerumuskan ke neraka. Para istri atau ibu-ibu, katanya, terkadang lupa mengucap terima kasih setelah diberi uang belanja dari suaminya.

"Menjadi istri itu berat. Istri yang jujur biasanya mengembalikan sisa uang belanja diberikan suaminya. Bagaimana dengan ibu-ibu di darah ini?" tanya KH Musta'in disambut riuh tawa bapak-bapak yang menyimak pengajian.

Jujur, ikhlas dan bersyukur merupakan syarat-syarat masuk surga. Hal-hal tersebut bisa dilatih dari rumah tangga.

"Itu sebabnya belajar masuk surga bisa diawali dari rumah tangga. Bapak-bapak di  daerah ini selama dimasakan istrinya bisa menghormati dan mengucapkan terima kasih sama ibi-ibunya belum?" tanya Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng itu yang gantian disambut riuh tawa ibu-ibu sembari menjawab serempak: "Belum!"

Ia mengingatkan lagi, kondisi keluarga jangan dibuat seperti neraka, namun buatlah seperti surga dengan keharmonisan dengan perilaku sederahana. Suami bisa bersyukur, berterima kasih jika dimasakan oleh istrinya.

"Dan istri juga harus menjadi bidadari surga ketika suami mukanya merah hingga matanya melotot mau keluar. Saya ingatkan, menjadi wanita itu berat. Ayo bapak-bapak yang berani belajar hamil-hamilan, taruh beras tiga kilo diikat di perut dibawa kemana-mana dan jangan dilepas. Pasti tidak sanggup. Karena itu, keluarga harus harmonis untuk belajar membina surga," demikian Dr KH Ahmad Musta'in Syafi’i MAg. (Gatot Arifianto/Mahbib)


Foto: Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Dr KH Ahmad Musta'in Syafi’i, MAg, di Kasui, Way Kanan, Lampung, Rabu (27/5) menyampaikan pengajian.