Nasional

Tak Hanya Urusan Akademik, Guru Harus Perkuat Kesehatan Mental Anak Didik

Sab, 3 Desember 2022 | 12:30 WIB

Tak Hanya Urusan Akademik, Guru Harus Perkuat Kesehatan Mental Anak Didik

Ilustrasi anak-anak. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Fisik dan mental anak didik perlu terus dijaga dan dikembangkan oleh para guru di sekolah. Daya dukung fisik dan mental akan menjadi fondasi kuat bagi anak untuk menjalani kehidupan nyata di masa depan.


Data yang dilansir mentalhealth.org.uk menyebutkan bahwa saat ini ada banyak anak remaja yang tumbuh dengan masalah kesehatan mental, itu dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu. Data tersebut juga mengungkap bahwa 70 persen anak yang mengalami kesehatan mental belum tertangani dengan semestinya.


Menurut Centers for Desease Control (CDC), kesehatan mental merupakan kondisi yang mempengaruhi pemikiran, perasaan, suasana hati, dan perilaku seseorang seperti depresi, cemas, gangguan bipolar (perubahan drastis pada suasan hati), skizofrenia (mempengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi).


Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo menekankan bahwa sekolah dengan guru dan pembelajarannya dapat menjadi penguatan fisik dan mental siswa. Jokowi mengingatkan soal kesehatan mental dan kesehatan fisik para siswa saat berbicara di depan para guru dalam acara Peringatan HUT ke-77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang yang disiarkan secara daring pada Sabtu (3/12/2022) lewat kanal Youtube Sekretariat Presiden.


Jokowi mengatakan, persoalan kesehatan fisik dan mental para siswa tampaknya sudah lama dilupakan. Padahal, kesehatan kedua komponen tersebut sama pentingnya dengan prestasi akademis.


"Karena tidak ada gunanya berilmu, tidak ada gunanya memiliki keterampilan yang tinggi kalau mentalnya tidak sehat, fisiknya tidak sehat, percuma," tegas Jokowi.


"Hati-hati mengenai ini, ini sudah lama kita lupakan. Penguasaan ilmu yang hebat juga akan menjadi sia-sia jika anak didik kita tidak sehat jiwanya dan tidak sehat badannya," imbuhnya.


Presiden menjelaskan, sakit fisik maupun sakit mental menjadi semacam pengali nol dari prestasi akademik. Artinya, sepintar apa pun seorang siswa, jika sering jatuh sakit dan kondisi kesehatan mentalnya tidak baik, maka nilai akhirnya akan sama dengan nol.


Sebab itu, Jokowi mengingatkan pentingnya peran guru dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul. Namun, keunggulan itu harus seimbang antara prestasi akademik dengan keterampilan serta karakter sosial yang baik.


"Juga karakter kebangsaannya dan unggul pula kesehatan raganya. Harus komplit. Ini tugas berat bapak ibu semuanya," tegas Jokowi.


Selain itu, kata dia, sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul pun diawali dari siswa-siswi yang berkarakter baik. Oleh karena itu, dia menekankan sikap santun, jujur, budi pekerti yang baik, peduli terhadap sesama, kerja keras, Pancasilais, moderat, toleran, dan mampu bergotong royong semakin penting untuk selalu ditanamkan kepada para siswa.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Kendi Setiawan