Nasional

Tak Sekadar Syahadat, Berikut Tanda-tanda Orang Beriman

Sen, 4 Oktober 2021 | 04:00 WIB

Jakarta, NU Online

Wakil Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Misbahul Munir Kholil mengatakan seorang Muslim yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, artinya telah mengucapkan keberimanannya. Namun tak berhenti pada ucapan, seorang Muslim harus membuktikan keberimanannya itu dengan amal perbuatan.

 

"Minimal, perbuatan itu dilambangkan dengan melaksanakan kewajiban yang terdapat dalam lima rukun Islam," terang Kiai Misbah saat acara Istighotsah dan Doa Bersama yang digelar oleh PT Telkomsel beserta Majelis Telkomsel Taqwa (MTT), Jumat (1/10/2021).

 

"Syahadat, shalat, zakat, puasa, haji; yang hari-hari kontinyu, bisa dibuktikan dengan shalat kita. Karena itu, kalau orang ngaku beriman pasti dia melaksanakan shalat," ujarnya.

 

Direktur Aswaja Center PBNU itu menyebutkan beberapa tambahan tanda-tanda orang beriman yang terdapat dalam Kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi Al-Bantani. Pertama, tanda orang beriman adalah takwa.

 

"Dia menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Jadi kalau orang beriman, cirinya itu adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Kalau saya melihat ada jamaah yang rajin puasa Senin-Kamis, maka saya yakinkan orang ini ada iman, karena dia sedang menjalankan perintah Allah," jelas Kiai Misbah. 

 

"Kalau misalnya ada orang rajin melaksanakan shalat berjamaah, maka saya yakinkan orang ini ada iman, karena dia sedang menjalankan perintah Allah, sehingga para ulama menyampaikan orang yang rajin berpuasa itu menunjukkan hatinya ada iman," tambahnya.

 

Jika seseorang melaksanakan puasa tidak ada satu pun yang bisa menjamin puasanya itu benar-benar dilaksanakan kecuali antara dirinya dengan Allah. Karena itu, Kiai Misbah menegaskan bahwa imanlah yang mendorong seseorang menahan makan dan minum sekalipun tidak ada orang lain yang memantau dan memperhatikan.

 

"Kedua, tanda orang beriman adalah punya malu. Tanda beriman yang dimaksud malu bagian dari iman adalah malu berbuat maksiat. Karena kita yakin bahwa di saat kita berbuat maksiat, saat sendirian maka nomor duanya ada Allah. Kalau berdua maka nomor tiganya ada Allah. Apalagi Allah kemudian menyuruh malaikat bernama Rakib-Atid yang selalu memantau apa yang kita lakukan," lanjut Kiai Misbah.

 

Tanda orang beriman berikutnya adalah ketika hidupnya penuh dengan rasa syukur. Kiai Misbah menyarankan dan mengajak umat Islam untuk senantiasa bersyukur terhadap segala sesuatu yang telah diberikan Allah, termasuk berupa musibah atau cobaan.

 

"Syukur ini bisa diucapkan dengan lisan, alhamdulillah. Biasakan untuk mengucapkan alhamdulillah ala kulli hal. Jadi kalau kita mendapatkan masalah, musibah, ucapkan alhamdulillah ala kulli hal. Ada Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat di saat kita mendapatkan kenikmatan. Kalau seperti situasi sekarang sedang pandemi Covid-19, maka kita ucapkan alhamdulillah ala kulli hal," terangnya. 

 

Kiai asal Madura, Jawa Timur ini berkisah, ada seseorang yang pernah bertanya kepadanya mengenai alasan saat shalat selalu terdapat kalimat hamdalah. Tidak peduli apakah seseorang itu sedang ada masalah atau mendapatkan musibah, semuanya akan sama mengucapkan hamdalah seusai takbir dalam shalat. 

 

"Jawabannya sederhana, karena masih banyak yang bisa disyukuri," pungkas Kiai Misbah.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan