Nasional

Tangani Pengungsi Tsunami Selat Sunda, NU Terjunkan Dokter dan Perawat

NU Online  ·  Kamis, 27 Desember 2018 | 01:08 WIB

Tangani Pengungsi Tsunami Selat Sunda, NU Terjunkan Dokter dan Perawat

Kondisi Pasca-Tsunami (Foto: Twitter)

Jakarta, NU Online
Pasca bencana tsnuami Selat Sunda yang menerjang sebagian wilayah Banten dan Lampung Selatan problem lanjutan ialah kesehatan para pengungsi. Untuk penanganan medis lebih lanjut, Tim NU Peduli mengirim dokter dan perawat.

Koordinator Tim NU Peduli kluster kesehatan, Muhammad makky Zamzami mengatakan, kebutuhan tenaga medis seperti dokter dan perawat saat ini dibutuhkan para pengungsi di semua daerah terdampak.

“Tidak hanya mengirim dokter dan perawat, untuk memperlancar mobilitas rujukan, tim kesehatan juga menyediakan mobil ambulan,” ujar dokter Makky, Rabu (26/12).

Sementara ini, kata dia, pihaknya telah menerjunkan 2 tenaga dokter, 3 orang perawat, dan 2 mobil ambuans.
Tim kesehatan juga membantu melakukan proses evakuasi pengungsi yang membutuhkan rujukan lanjutan. Mereka juga melakukan rapid asesmen kebutuhan kesehatan kemudian melaksanakan pelayanan kesehatan.

“Pelayanan kesehatan darurat juga telah dilakukan. Saat ini penerima manfaat di hari pertama sebanyak 50 penyintas. Tindakan paling banyak penanganan luka. Tim terus melakukan koordinasi dengan pelayanan kesehatan Pandeglang,” terang Makky.

Tim NU Peduli juga melaporkan hasil peninjauan atau asesmen lapangan terkait persoalan kesehatan para pengungsi tsunami Selat Sunda. Tim NU Peduli kluster kesehatan berhasil mengidentifikasi bahwa para pengungsi atau penyintas saat ini membutuhkan penanganan luka dan obat Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA).

Seiring dengan pentingnya penanganan luka dan obat-obatan ISPA, petugas di lapangan membutuhkan alat-alat kesehatan terkait itu.

Untuk obat-obatan dibutuhkan untuk sekitar 2.000 pasien. Walau begitu, Makky tidak memungkiri bahwa fasilitas kesehatan rujukan seperti puskesmas dan rumah sakit berfungsi dengan baik. Hal ini membantu petugas medis di lapangan untuk melakukan rujukan lanjutan. (Fathoni)