Nasional

Teknologi AI Semakin Berkembang tapi Jangan Lupakan Etika

Jum, 29 Desember 2023 | 14:30 WIB

Teknologi AI Semakin Berkembang tapi Jangan Lupakan Etika

Ilustrasi teknologi. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online

Beberapa waktu terakhir, perkembangan teknologi seakan-akan lebih mengarah ke pengembangan teknologi berbasis AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan dan kendaraan listrik. Di tahun 2024 nanti, BBC menyebut bahwa tahun depan merupakan tahun bagi kedua teknologi tersebut.


Menurut pengajar di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Mohammad Zikky, sebenarnya AI dan kendaraan listrik sudah dirintis jauh-jauh hari, namun risetnya semakin masif di beberapa waktu terakhir.


“Kendaraan listrik adalah jalan keluar untuk isu semakin keruhnya polusi udara dan semangat green-energy serta zero emmission, sedangkan AI adalah jawaban atas revolusi industri 4.0 yang titik beratnya adalah kematangan AI dan cyber physical system,” jelas Cak Zikky, sapaan akrabnya, Jumat (29/12/2023).


Wakil Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (LPT PWNU) Jawa Timur itu menjelaskan, perkembangan tersebut suatu kebaikan atau sebaliknya tergantung dari manusia memanfaatkan dari kedua teknologi itu.


“Tergantung manusianya dan bagaimana kita memanfaatkannya. Oleh karenanya setelah deklarasi revolusi industri 4.0 oleh Eropa, Jepang menyusul membuat semangat society 5.0 untuk menjernihkan fungsi kelahiran dan kematangan AI dan segalanya yang menyangkut teknologi di era 4.0,” ungkapnya.


“Semangat society 5.0 menegaskan bahwa semua tujuan harus berpusat kepada kepentingan pembangunan manusianya (human centric development), bukan malah menjadi ancaman terhadap fungsi pekerjaan manusia atau bahkan melawan manusianya,” lanjutnya.


Untuk itu, ia menegaskan bahwa baik buruknya perkembangan dua teknologi tergantung dari pemakainya.


“Jadi AI dan kendaraan listrik tentu akan baik jika kita bisa memanfaatkan kedewasaan teknologi tersebut sebagai alat bantu untuk mempermudah pekerjaan dan aktivitas manusia sehari-hari,” tegas pria yang pernah mengikuti Program Exchange Student Master di Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Hochschule Darmstadt Jerman ini.


Bermanfaat bagi dakwah NU

Berkembangnya AI membawa banyak manfaat bagi siapapun yang mau untuk menggunakan dengan bijak, salah satunya adalah sebagai media dakwah.


“Tentu, keterbukaan informasi, kemudahan mengakses dan melakukan berbagai rekayasa teknologi dengan bantuan AI akan sangat memungkinkan membantu siapapun jika bisa dengan bijak menggunakannya,” kata alumnus Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo Jawa Timur ini.


“Media dakwah, terutama di NU yang anggotanya menjangkau sampai pelosok-pelosok desa, akan dengan lebih mudah dalam mengidentifikasi dan memetakan warganya,” imbuhnya.


Dirinya kemudian memberikan contoh dari pemanfaat AI dalam bidang dakwah. Menurutnya, AI bisa difungsikan untuk melakukan identifikasi tema dakwah yang cocok di cabang NU maupun MWCNU tertentu.


"Termasuk juga dalam merancang program organisasi berdasarkan kecenderungan warganya, dan sebagainya,” urainya.


Jangan lupakan etika

Secara umum, perkembangan teknologi, terutama AI, dunia metaverse, IoT, dan berbagai rekayasa teknologi lainnya adalah suatu keniscayaan. Ia berpesan agar jangan pernah defensif buta terhadap perkembangan rekayasa teknologi baru yang sangat cepat ini, bahkan sampai melupakan etika.


“Hal yang paling penting adalah penggunaan etika kita dalam memanfaatkan teknologi tersebut. Disrupsi selalu akan muncul dan mungkin menggeser pekerjaan dan aktivitas manusia yang biasa dikerjakan langsung sebelumnya,” ungkapnya.


“Namun, di setiap ada disrupi akan selalu muncul lapangan pekerjaan dan aktivitas baru yang terbuka untuk dijamah. Yang paling terlihat saat ini misalnya dakwah dengan menjadi konten kreator yang positif, mengakses berbagai keterbukaan informasi di berbagai belahan dunia kemudian mengkonversinya menjadi insight yang memunculkan ide-ide baru, dan lain sebagainya,” tambahnya.


Dirinya juga berpesan agar generasi muda tidak boleh hanya terus-terusan diam sebagai penonton dan pengguna saja, tapi mulai mencoba riset-riset kecil yang berkaitan dengan hal tersebut.


“Sebab sekarang ini informasi dan akses untuk mempelajarinya sekarang terbuka lebar, tinggal bagaimana kita mau berikhtiar, fokus terhadap bidang yang ingin ditelisik, dan tentu dengan terus menyandingkan dengan akhlak agar orientasi dari riset dan capaian kita nanti tetap pada jalur anfa'uhum linnas dan semangat mengeskalasi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang diberi akal untuk terus mengungkap misteri alam semesta yang dianugerahkan oleh Allah SWT ini,” pungkasnya.