Tekstualisme Agama Berdampak Buruk bagi Citra Islam
NU Online Ā· Rabu, 25 Juni 2014 | 16:13 WIB
Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maāruf Amin mengingatkan, tekstualisme agama telah berdampak buruk bagi upaya membangun harmoni di tengah masyarakat. Pemahaman terhadap teks ajaran agama (nash) yang terlalu kaku menyebabkan sikap tidak toleran terhadap pemahaman ajaran agama yang berbeda.<>
Hal tersebut disampaikannya saat menyampaikan orasi Ilmiah dalam acara wisuda sarjana dan peringatan hari lahir atau milad Institut Ilmu Al Qurāan (IIQ) Jakarta di Gedung Pusbangpendik Kemdikbud, Sawangan, Depok, Rabu (25/6).
Di hadapan 214 sarjana baru yang membidangi Al-Qurāan Maāruf Amin mengingatkan, tektualisme dipicu oleh cara pemahaman terhadap nash agama yang secara tekstual dan mengabaikan pemahaman nash secara lebih substansial. Secara apriori model pemahaman ini menolak penafsiran dan pentakwilan nash yang berbeda dari pengertian tekstualnya.
āPenafsiran dan pentakwilan nash yang tidak didukung secara jelas oleh nash lain dianggap sebagai mengada-ada atau bidāah dhalalah. Dengan pemahaman seperti itu kelompok ini banyak berseberangan dengan pemahaman umat Islam lainnya yang memahami nash secara kontekstual,ā kata Kiai Maāruf Amin.Ā
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Bidang Hubungan Antar Agama itu menambahkan, model pemahaman teks agama secara tektual dan penolakan terhadap berbagai penafsiran dan pentakwilan itu berdampak buruk pada citra umat Islam yang dipersepsikan ekslusif, kaku dan tertutup tidak bisa menerima hal-hal baru.
āKelompok ini juga cenderung secara frontal menyalahkan kelompok lain yang tidak sefaham dengan kelompoknya, sehingga sering menimbulkan benturan dan tidak jarang juga melakukan kekerasan dan menimbulkan konflik di antara umat Islam,ā tambahnya.Ā
Kiai Ma;ruf AminĀ mengingatkan, akibat ulah segelintir orang Islam yang melakukan aktifitas kekerasan dengan mempergunakan simbol Islam pada kenyataannya menimbulkan kerugian bagi umat Islam pada umumnya.
āDampaknya, umat Islam terstigma negative akibat ulah segelintir orang tersebut. Praktek-praktek kekerasan yang dilakukan segelintir orang telah dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain untuk memojokkan umat Islam secara umum. Padahal hakekatnya, agama Islam sama sekali tidak ada kaitannya dengan gerakan radikal apalagi terorisme,ā ujar Kiai Maāruf Amin yang juga Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sementara itu prosesi wisuda ke-15 IIQ Jakarta itu diikuti oleh 214 wisudawan yang terdiri dari 34 wisudawan dari dari Fakultas Syariah, 26 wisudawan Fakultas Ushuluddin, 77 wisudawan Fakultas Tarbiyah, dan 77 wisudawan Pascasarjana IIQ.
Rektor IIQ Jakarta DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA. mengatakan, IIQ adalah satu-satunya lembaga pendidikan tinggi Islam swasta di Indonesia yang secara khusus mendidik kaum perempuan dan berkonsentrasi dalam bidang ilmu-ilmu Al-Qurāan.
āDengan segala keterbatasan dana dan sarana yang dimiliki, IIQ telah, sedang dan akan terus memberikan sumbangsih riil terhadap bangsa dan negara, terutama dalam melahirkan sarjana-sarjana perempuan yang hafal Al-Qurāan. Terhitung sejak berdirinya pada tahun 1977 hingga saat ini, IIQ telah banyak mengukir prestasi,ā ujarnya. (A. Khoirul Anam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
6
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
Terkini
Lihat Semua