Nasional

Terobosan Guru di Probolinggo Tekan Tingginya Angka Pernikahan Dini

Kam, 24 November 2022 | 21:30 WIB

Terobosan Guru di Probolinggo Tekan Tingginya Angka Pernikahan Dini

Daris Wibisono Setiawan, Kepala SMAN 1 Sumber, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Ade Nurwahyudi)

Probolinggo, NU Online
Banyak cara yang dapat dilakukan seorang guru saat di sekolah maupun ketika di lingkungannya tinggal. Karena memang tidak sedikit anggota masyarakat yang demikian memperhatikan dan taat dengan apa yang disampaikan guru. 


Apa yang dilakukan Daris Wibisono Setiawan selaku Kepala SMAN 1 Sumber, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur ini layak diapresiasi. Dia meluncurkan banyak terobosan yang ujungnya menekan tingginya angka pernikahan dini.


Program yang pertama diluncurkan adalah SIB SAE yakni Selamatkan Ibu Bayi-Selamatkan Angka Edukasi.


“Inovasi ini diluncurkan mengingat angka pernikahan dini di sini sangat tinggi,” kata pria yang juga Wakil Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Kabupaten Bondowoso tersebut, Kamis (24/11/2022). 


Meski baru setahun menjabat sebagai kepala sekolah, dirinya memiliki keprihatinan akan kondisi tingginya angka pernikahan diri di kawasan tersebut. Karena berdasarkan data, pernikahan dini yang terjadi antara bulan Januari sampai November 2022 ada 108 pasangan. Pasangan yang menikah di bawah  usia 19 tahun ada  42 orang atau 38,9 persen. Sedangkan yang berumur di bawah 20 tahun ada 68 orang yang setara 62,96 persen. Ada 12,9 persen pasangan yang menikah di usia 21 sampai  25 tahun atau 14 orang.


Wakil Bendahara Ikatan Alumni (Ika) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur ini berikutnya meluncurkan PETIS SAE, yakni akronim dari Pendidikan Gratis Selamatkan Angka Edukasi. 


“Yang saya lakukan adalah menfasilitasi beasiswa kepada siswa dan siswi SMAN 1 Sumber sampai lulus,” terangnya. Hal itu juga ditambah dengan memberikan secara cuma-cuma pakaian seragam dan menggratiskan biaya tinggal di asrama. 


Dirinya juga melakukan pemutihan ijazah yang ada di sekolah. Termasuk mendorong sekaligus mendampingi alumni sekolah untuk kuliah gratis melalui Kartu Indonesia Pintar atau KIP untuk kuliah. 


“Tujuan inovasi yang ada adalah meningkatkan angka partisipasi sekolah, menekan angka drop out dan angka pernikahan dini, serta meningatkan semangat peserta didik untuk sekolah dan lanjut kuliah,” jelas dia.


Belum puas dengan terobosan yang dilakukan, dirinya juga meluncurkan PAKSI SAKA atau Panggung Aksi Literasi Selasa dan Kamis sebagai ikhtiar menguatkan gerakan literasi di sekolah.


“Dengan program tersebut, setiap peserta didik bisa menampilkan kegiatan apapun seperti mendongeng, berpuisi, musikalisasi puisi, menyanyi, menggambar, dan aksi lainnya,” terangnya.


Kepedulian kepada Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) juga diberikan. Hal itu demi mendukung setiap kegiatan salah satu badan otonom NU tersebut di akar rumput. Salah satunya adalah penanaman sikap toleransi kepada peserta didik dengan menghargai sejumlah agama yang ada di kawasan setempat.


Dengan beragam terobosan dan gerakan yang dilakukan, Daris Wibisono Setiawan memiliki banyak prestasi. Antara lain sebagai kepala sekolah menginspirasi tingkat nasional yang diselenggarakan Kemdikbud  tahun 2019. Juga juara Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional yang diadakan oleh Pengurus Wilayah (PW) LP Ma'arif NU Jawa Tengah. 

 

Kontributor: Ade Nurwahyudi
Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi