Nasional MQKN 2023

Tiba di Pesantren Sunan Drajat, Peserta MQKN 2023 Disambut Barongsai dan Diantar Keliling Menggunakan Mobil Golf

Sen, 10 Juli 2023 | 21:30 WIB

Tiba di Pesantren Sunan Drajat, Peserta MQKN 2023 Disambut Barongsai dan Diantar Keliling Menggunakan Mobil Golf

Barongsai tampak menyambut kedatangan peserta MQKN 2023 di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, Senin (10/7/2023). (Foto: Pendis Kemenag).

Lamongan, NU Online

 

Para peserta Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) ke 7 tahun 2023, mulai berdatangan di Pondok Pesantren Sunan Drajad Lamongan, Jawa Timur pada Senin (10/7/2023). Registrasi peserta MQKN sendiri dilakukan mulai dari Senin hingga Selasa (10-11/7/2023) bertempat di Ruang Keabsahan.

 

Setiba di lokasi para peserta MQKN 2023 langsung disambut oleh penampilan Barongsai dari Pondok Pesantren Sunan Drajat. Setelah melakukan registrasi dan cek data, mereka selanjutnya diantar berkeliling pondok pesantren menggunakan mobil golf, lalu diantar ke penginapan yang telah disediakan oleh panitia.

 

“Setelah itu semua selesai, peserta diajak jalan-jalan dengan mobil keliling, kemudian diantarkan ke penginapan,” ujar Ketua Panitia MQKN 2023, Mahrus El Mawa di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Senin (10/7/2023).

 

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa hampir semua peserta MQKN 2023 sudah tiba di Pondok Pesantren Sunan Drajad Lamongan.

 

Ia berharap bahwa kegiatan MQKN 2023 menjadi ajang silaturahmi intelektual “Supaya para santri dan mahasantri yang sudah alim baca qiroatul kutub bertemu dengan teman-teman yang lain, dari berbagai pesantren untuk melihat adu ketangkasan, silaturahmi intelektual,” ungkapnya.

 

Ada berbagai jenis cabang yang dilombakan pada MQKN 2023 yaitu Musabaqah Qira’atil Kutub, Debat Bahasa Arab, Debat Bahasa Inggris, Bahtsul Masail, Debat Qanun hingga lalaran nadhom. Selain perlombaan juga ada kegiatan Halaqah Ulama Nasional dan Expo Pesantren.

 

“Jadi MQK bukan hanya kompetisi atau lomba, tetapi juga ada Halaqah Ulama Nasional dan Expo Pesantren. Jadi MQK ada variasinya, supaya orang yang menyaksikan MQKN ada nuansa lain, selain mendapatkan pencerahan halaqoh ulama juga mengetahui produk produk pesantren dan UMKM di Lamongan ini,” ujarnya.

 

Ia mengungkapkan bahwa Dewan Hakim diambil melalui seleksi dari masing-masing asosiasi. “Misalnya Asosiasi Ma'had Aly, Asosiasi Pendidikan Diniyah Formal, kemudian Forum Komunikasi Pendidikan Muadalah, para akademisi juga beberapa profesional. Seperti debat Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Qanun itu beberapa ngundang profesional di bidangnya. Jadi, dewan hakim ini seleksi dari masing-masing asosiasi, kemudian juga sebagian sudah pernah menjadi dewan hakim, itu melalui seleksi yang tidak sederhana,” pungkasnya.

 

Kontributor: Malik Ibnu Zaman

Editor: Syakir NF