Nasional

Tiga Santri Raih Medali Olimpiade Matematika Internasional

Rab, 5 September 2018 | 02:30 WIB

Jakarta, NU Online
Tiga santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Bungah, Gresik, Jawa Timur berhasil membawa pulang medali pada ajang Hong Kong International Mathematical Olympiad (HIMO). Mereka adalah Muhammad Jilan Wicaksono, peraih medali emas level secondary, Ahmad Wasis Shofiyulloh, peraih medali perak level primary 6, dan Strisadhuta Sofia, peraih medali perak level primary 1.

Abdul Qodir, pembimbing sekaligus orang tua mereka, mengungkapkan bahwa keberhasilan tersebut karena latihan soal disesuaikan dengan karakter lomba. "Khusus untuk menghadapi suatu event, anak-anak didrill soal-soal yang sesuai karakter event tersebut," katanya kepada NU Online, Selasa (4/9).

Di samping itu, ia juga memberikan pendekatan yang berbeda kepada setiap siswa bimbingannya. Sebab, karakter masing-masing yang juga berbeda. "Pada dasarnya setiap anak memiliki karakter yang berbeda, sehingga didekati dengan cara berbeda pula," jelasnya.

Meskipun demikian, ada satu cara yang diterapkan secara umum, yakni permainan. Hal itu, menurutnya, dapat menumbuhkan kecintaan mereka terhadap pelajaran yang bagi banyak orang menjadi momok yang menakutkan. 

"Secara umum kecintaan terhadap matematika dibangun melalui game-game dan permainan keseharian," terang pengurus Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin tersebut.

Tiga siswa ini sebelumnya berhasil melewati seleksi awal di Indonesia. Mereka daftar atas nama sekolah, yakni Muhammad Jilan atas nama Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Nahdlatul Ulama (MTsMNU) Assaadah 1, sedangkan Ahmad Wasis dan Strisadhuta atas nama Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nahdlatul Ulama (MIMNU) Assaadah.

Meskipun mereka berlomba dengan membawa nama negara, tetapi biaya keberangkatan ditanggung secara mandiri atas fasilitas madrasah.

Abdul Qodir berharap ketiga anaknya dapat konsisten mengukir prestasi. "Harapan saya tentu saja mereka tetap konsisten dan mencintai matematika serta terus berprestasi," ungkapnya.

Capaian mereka tidak melalui proses yang pendek. Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada masyarakat, khususnya guru agar terus istikamah.

"Saya percaya bahwa keberhasilan tidak dapat dicapai secara instan. Perlu usaha terus-menerus dan istikamah untuk mencapai hal tersebut," pungkasnya. 

Kegiatan diikuti peserta dari 15 negara dan digelar di Workers' Children Secondary School, 14 Princess Margaret Road, Ho Man Tin, Kowloon, Hong Kong, Jumat, awal September. (Syakir NF/Ibnu Nawawi)