Nasional

Tiga Tips Belajar Islam di Media Digital Menurut Gus Anam

Kam, 6 Mei 2021 | 00:45 WIB

Tiga Tips Belajar Islam di Media Digital Menurut Gus Anam

Tangkap layar acara Sahur Time Kompas TV, Kamis (6/5) pagi.

Jakarta, NU Online

Kaprodi Ahwal Syahsiyah Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Gus A Khoirul Anam menyampaikan tips belajar Islam melalui media digital. Hal ini disampaikannya saat menjadi pengisi acara di Sahur Time yang disiarkan langsung Kompas TV, pada Kamis (6/5) pagi.

 

Gus Anam mengungkapkan, yang pertama harus memastikan sumbernya otoritatif. Karena jika langsung hanya melihat dari siapa yang menyampaikan,belum tentu benar.

 

"Bisa jadi itu hoaks. Saya sangat menyayangkan, ada pernyataan dari ustadz tertentu yang ternyata itu tidak benar," ungkapnya.

 

Kedua, sambungnya, untuk masyarakat umum tidak perlu mencari banyak perbandingan hukum khususnya dalam masalah fikih. "Karena sebagian besar masalah agama apalagi fikih adalah khilafiah yang mungkin banyak perbedaan pendapat," terangnya.

 

Menurutnya, bagi masyarakat umum yang ingin belajar agama Islam cukup memastikan sumbernya otoritatif.

 

"Terkadang sebagian masyarakat mengonsumsi satu media untuk beradu dan berdebat dengan teman-temannya. Ini tidak perlu karena agama bukan untuk bahan perdebatan," tandasnya.

 

Gus Anam melanjutkan, yang ketiga, jika ingin memanfaatkan media digital untuk belajar Islam harus menyimak dari awal hingga akhir. "Dari A sampai Z harus di simak, syukur-syukur bisa menyimak pengajian kitab, sehingga tidak sepotong-potong dalam memahami," ungkapnya.

 

Ia juga menyebutkan, jika ada pernyataan yang menjelek-jelekkan agama lain, suku lain bahkan golongan lain, sudah bisa dipastikan mengarah kepada hal yang tidak benar.

 

"Bahkan sudah tegas pada Al-Qur'an disebutkan, kita tidak boleh mencela agama lain karena orang lain nanti akan mencela agama kita," ungkapnya.

 

Menurutnya, jika sudah ada konten dakwah yang menjelekkan kelompok lain, lebih baik ditinggalkan. Karena sebenarnya dakwah bisa disampaikan tanpa harus menegasikan yang lain.

 

"Kita bisa meyakini agama kita tanpa harus menghakimi kelompok lain. Jika sudah ada yang membid’ahkan atau mengkafirkan dan menyesat-nyesatkan itu menurut saya sudah mengarah kepada radikalisme, yang pada titik tertentu bisa mengarah kepada tindakan yang tidak kita inginkan," jelasnya.

 

Gus Anam menyebutkan, literasi Muslim digital perlu dijalankan, dengan mengakses dan belajar agama Islam melalui tiga trik yang telah disampaikan di atas. "Kita harus punya tiga trik itu," tandasnya.

 

Kontributor: Afina Izzati
Editor: Kendi Setiawan