Afina Izzati
Kontributor
Jakarta, NU Online
Kaprodi Ahwal Syahsiyah Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Gus A Khoirul Anam menyampaikan tips belajar Islam melalui media digital. Hal ini disampaikannya saat menjadi pengisi acara di Sahur Time yang disiarkan langsung Kompas TV, pada Kamis (6/5) pagi.
Â
Gus Anam mengungkapkan, yang pertama harus memastikan sumbernya otoritatif. Karena jika langsung hanya melihat dari siapa yang menyampaikan,belum tentu benar.
Â
"Bisa jadi itu hoaks. Saya sangat menyayangkan, ada pernyataan dari ustadz tertentu yang ternyata itu tidak benar," ungkapnya.
Â
Kedua, sambungnya, untuk masyarakat umum tidak perlu mencari banyak perbandingan hukum khususnya dalam masalah fikih. "Karena sebagian besar masalah agama apalagi fikih adalah khilafiah yang mungkin banyak perbedaan pendapat," terangnya.
Â
Menurutnya, bagi masyarakat umum yang ingin belajar agama Islam cukup memastikan sumbernya otoritatif.
Â
"Terkadang sebagian masyarakat mengonsumsi satu media untuk beradu dan berdebat dengan teman-temannya. Ini tidak perlu karena agama bukan untuk bahan perdebatan," tandasnya.
Â
Gus Anam melanjutkan, yang ketiga, jika ingin memanfaatkan media digital untuk belajar Islam harus menyimak dari awal hingga akhir. "Dari A sampai Z harus di simak, syukur-syukur bisa menyimak pengajian kitab, sehingga tidak sepotong-potong dalam memahami," ungkapnya.
Â
Ia juga menyebutkan, jika ada pernyataan yang menjelek-jelekkan agama lain, suku lain bahkan golongan lain, sudah bisa dipastikan mengarah kepada hal yang tidak benar.
Â
"Bahkan sudah tegas pada Al-Qur'an disebutkan, kita tidak boleh mencela agama lain karena orang lain nanti akan mencela agama kita," ungkapnya.
Â
Menurutnya, jika sudah ada konten dakwah yang menjelekkan kelompok lain, lebih baik ditinggalkan. Karena sebenarnya dakwah bisa disampaikan tanpa harus menegasikan yang lain.
Â
"Kita bisa meyakini agama kita tanpa harus menghakimi kelompok lain. Jika sudah ada yang membidâahkan atau mengkafirkan dan menyesat-nyesatkan itu menurut saya sudah mengarah kepada radikalisme, yang pada titik tertentu bisa mengarah kepada tindakan yang tidak kita inginkan," jelasnya.
Â
Gus Anam menyebutkan, literasi Muslim digital perlu dijalankan, dengan mengakses dan belajar agama Islam melalui tiga trik yang telah disampaikan di atas. "Kita harus punya tiga trik itu," tandasnya.
Â
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Biaya Haji 2024 Bisa Dicicil, Begini Skemanya
2
Tok! Biaya Haji 2024 sebesar Rp 93,4 Juta, Jamaah Bayar Rp 56 Juta
3
Relawan Laporkan Situasi Terkini di Yerusalem, Dampak Konflik Israel-Palestina
4
Ini Rangkaian dan Tema Haul Ke-14 Gus Dur 2023 di Ciganjur
5
Tanggapi SE Menag 11/2023, Gus Yahya: Ibadah Harus Boleh di Mana Saja
6
Kisah Pohon Kurma Menangis di Hadapan Nabi Muhammad
Terkini
Lihat Semua