Nasional

Tim NU Peduli Lakukan Asesmen di Lokasi Tsunami Selat Sunda

NU Online  ·  Ahad, 23 Desember 2018 | 05:10 WIB

Tim NU Peduli Lakukan Asesmen di Lokasi Tsunami Selat Sunda

(Foto: @detik.com)

Jakarta, NU Online
Tim NU Peduli Pusat yang terdiri atas Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim (LPBI) PBNU, lembaga NU, dan banom NU tengah bergerak menuju lokasi bencana tsunami, Pandeglang, Ahad (23/12) siang. Tim NU Peduli Pusat akan melakukan kajian cepat di lokasi untuk selanjutnya melakukan evakuasi dan menurunkan bantuan.

Demikian disampaikan Sekretaris LPBI NU Yayah Ruchyati di Jakarta, Ahad (23/12) pagi.

“Tim NU Peduli Pusat siang ini sudah bergerak menuju Pandeglang untuk membantu melakukan pencarian-evakuasi, melakukan kaji cepat, dan memberikan bantuan awal kepada penyintas,” kata Yayah.

Ia mengatakan bahwa penanganan bencana di lingkungan NU sudah ditangani oleh tim gabungan bernama NU Peduli. Tim ini terdiri atas, LPBI NU, LAZISNU, GP Ansor, dan lembaga-banom NU lainnya.

“Untuk penanganan bencana LPBI dan lembaga-banom sudah satu wadah namanya NU Peduli,” kata Yayah.

Tim NU Peduli kini tengah menjalin komunikasi dengan PWNU Banten, PCNU Lampung Selatan, dan sejumlah pihak. Tim NU Peduli terus mengumpulkan data terkini perihal bencana tsunami yang menimpa Padeglang dan Lampung Selatan.

“Yang paling awal, koordinasi dengan PWNU Banten, PCNU Serang, PCNU Pandeglang, dan PCNU Lampung Selatan untuk melakukan koordinasi dengan pihak terkait di daerah dan mendirikan Pos NU Peduli sebagai pusat aksi dan koordinasi,” kata Yayah.

Sebagaimana diketahui, Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengeluarkan rilis bahwa di Kabupaten Pandeglang tercatat 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, sembilan hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat.

Daerah yang terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang Pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang, dan Carita. Saat kejadian banyak wisatawan berkunjung di pantai sepanjang Pandeglang.

Di Lampung Selatan, tujuh orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Sedangkan di Serang tercatat tiga orang meninggal dunia, 4 orang luka-luka dan 2 orang hilang.

Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai saat ini. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami dan kemungkinan susulannya.

“Saat ini gelombang pasang sudah diakui sebagai tsunami walaupun sempat terjadi simpang siur,” kata Yayah. (Alhafiz K)