Nasional

Tips Wujudkan Masjid yang Nyaman menurut Gus Fahrur

Kam, 29 September 2022 | 21:45 WIB

Tips Wujudkan Masjid yang Nyaman menurut Gus Fahrur

Ilustrasi masjid yang nyaman.

Bogor, NU Online

Keberadaan masjid harus menjadi tempat yang nyaman. Untuk itu, para takmir masjid jangan menonjolkan pola-pola lama yang kaku dalam mengelola masjid, seperti hanya membuka pintu masjid ketika waktu shalat fardlu.


Demikian salah satu pesan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Ahmad Fahrurozi saat mengisi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Takmir Masjid (LTM) PBNU, Rabu (28/9/2020).


Gus Fahrur, sapaan akrabnya, menceritakan pada Ramadhan 1443 Hijriah kemarin, ia sempat singgah di sebuah masjid di Surabaya, Jawa Timur. Ia melihat masjid yang luas dan bagus. Di halaman masjid banyak mobil terparkir, hingga ia mengira ada acara di dalam masjid. Namun, di dalam masjid yang sejuk itu tidak sedang ada kegiatan dan tidak banyak jamaah.


Saat mengarahkan pandangan ke samping masjid, ia melihat ada tempat tidur. Rupanya para sopir yang memarkirkan mobil di halaman masjid itulah yang sedang tidur.


“Melihat ke samping ada tempat tidur untuk sopir, mungkin mereka lapar karena sedang puasa. Sopir tidur berteduh di sana. Ashar mereka kerja lagi. Jadi supaya tidak tidur di masjid, ada tulisan ‘Tidur di utara masjid,” beber Gus Fahrur.


Menurutnya, masjid seperti itu sangat bisa menjadi referensi menciptakan masjid yang nyaman. “Seperti itu masjidnya jangan ditutup dan dibuka hanya ketika Maghrib dan Isa. Akhirnya orang shalat di pom bensin, pom bensin semua ada masjidnya. Akhirnya pom bensin yang mendapat banyak pahala,” selorohnya. 


Gus Fahrur sering mendapati banyak masjid yang pada pukul sembilan malam sudah ditutup pintunya. Kalaupun dibuka, hanya di emperan luar yang dingin, sehingga jamaah tidak bisa shalat di dalam masjid. 


Untuk menjaga kenyamanan, kata Gus Fahrur, toilet masjid juga harus selalu dalam keadaan bersih.  


Lebih lanjut, Gus Fahrur juga menyampaikan bahwa masjid juga harus lebih ramah, termasuk kepada anak supaya senang pergi ke masjid. Meskipun hal tersebut memberikan tantangan bagaimana anak kecil ke masjid tanpa membuat gangguan bagi jamaah yang beribadah.


Menurutnya, masjid menjadi satu dari empat komponen mendidik anak yang saleh di masa kini. Tiga komponen lainnya adalah rumah tangga, madrasah, dan media. 


Sebelumnya, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang, Malang, Jawa Timur itu menyebutkan pentingnya peran masjid sejak masa Rasulullah. Nabi Muhammad saw mendidik dan membimbing para sahabat higga menjadi tokoh seperti Umar, Usman, Ali adalah di dalam masjid. 


Masjid juga menjadi tempat sosial. Bagaimana nabi punya ahli sufah orang miskin yang dulu berkumpul di masjid. Karena itu masjid masa kini juga harus ramah secara sosial.


“Masjid bagus digembok, bagus-bagus tapi pelit. Orang mau kencing saja tidak boleh. Siapa tahu dapat hidayah dari niat kencing jadi shalat,” ujarnya.


Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Syakir NF