Nasional ANGGOTA AHWA

Tuan Guru Turmudzi, Nusa Tenggara Barat

Rab, 5 Agustus 2015 | 13:08 WIB

Tuan Guru H Turmudzi merupakan salah satu Mustasyar PBNU periode 2010-2015. Ulama yang akrab dipanggil datuk ini merupakan mursyid tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah, pengasuh pesantren Qomarul Huda, Bagu, Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
<>
Lahir pada 1 April 1936 dari keluarga Perwangse (bangsawan) suku Sasak. Gelar “Lalu” di depan namanya menunjukkan kebangsawanannya. Ayahnya Tuan Guru Haji Lalu (TGHL) Badarudin, seorang ulama yang berpengaruh, telah merintis pengembangan pesantren dari mengajar di pesantren (langgar) di rumahnya. Dari langgar kecil itu kemudian jadi pesantren, madrasah dan perguruan tinggi di NTB.

Tuan Guru Turmudzi memperoleh pendidikan agama dari orang tuanya. Kemudian Sekolah Rakyat pada tahun 1944. Melanjutkan ke Madrasah Mu’alimin Darul Qur’an di Bengkel, Lombok, yang diasuh oleh TGH SOleh Chambali dari 1948-1952. Ia kemudian berangkat di Makkah dan tinggal 10 tahun. Pada 1962 kembali ke tanah air dan mulai merintis pendirian Madrasah Diniyah dan Madrasah Ibtidaiyah (Qomarul Huda) 1962. Mendirikan Pesantren Qomarul Huda (1963), Madrasah Tsanawiyah (1968), Madrasah aliyah (1984).

aPada 1999, PBNU menyelanggarakan Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar di pesantren tersebut. Pada saat itu dikemukakan keinginan untuk mendirikan Perguruan Tinggi Qomarul Huda. Atas inisiatif KH Abdurrahman Wahid (Ketum PBNU waktu itu), Pesantren Qomarul Huda bekerja sama dengan Sekolah TInggi Agama Islam Ibrahimy, Jawa TImur, dan pada 1999 berdirilah STAI Ibrahimy di pesantren tersebut.

Selain sebagai pengasuh pesantren, ia berkiprah di NU mulai dari pengurus Ranting Bagu, Syuriyah MWC Kecamatan Pringgarata, Wakil Rais Syuriyah PCNU Lombok Tengah, Wakil Rais SYuriyah PWNU NTB, Rais Syuriyah PWNU NTB sekaligus Mustasyar PBNU sekarang.

Sebagai ulama Sasak ia mampu menunjuukan dirinya sebagai sosok ulama yang sangat berpengaruh, istiqomah, dalam tugas keulamaannya dan tetap berpenampilan bersahaja. TGH Turmudzi menulis Zadul Ma’ad yang berisi wirid dan doa-doa untuk diamalkan oleh para santri dan masyarakat luas (2009). (Ensiklopedi NU)