Nasional

UIN Walisongo Dorong Penguatan Demokrasi Spiritual

Kam, 31 Maret 2016 | 19:00 WIB

Semarang, NU Online
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang menggelar temu tokoh demokrasi bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Auditorium Fakultas Dakwah & Komunikasi Kampus III, Kamis (31/3). Dalam acara ini juga sekaligus dilakukan penandatanganan MoU antara UIN Walisongo dengan KPU Propinsi Jawa Tengah, dan penandatanganan PKS KPU Jateng dengan Dekan Fisip.

Kerjasama kelembagaan ini sebagai bagian tak terpisahkan dari komitmen Fisip dalam mendorong penguatan demokrasi perpolitikan di Indonesia. "Politik demokrasi masih perlu proses pembelajaran. Transisi politik masih mencari jalannya agar semakin sehat dan dewasa," kata Komisioner KPU Pusat, Juri Ardiantoro.

Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, lanjutnya, boleh berbangga karena secara formal dapat melaksanakan pemilu dengan baik. Meski demikian hal tersebut tidak cukup karena secara substantif masih banyak yang harus diperbaiki.

Transformasi IAIN menjadi UIN melahirkan fakultas baru antara lain berdirinya Fisip yang memiliki arti penting dalam pengembangan politik demokrasi yang berkeadaban.

Pilihan demokrasinya juga harus unik, yaitu demokrasi yang tidak meninggalkan nilai-nilai spiritual, sehingga kesejahteraan masyarakat segera tercapai sesuai dengan tujuan hidup bangsa Indonesian yang multikultural.

Dekan Fisip UIN Semarang, Muhyar Fanani menegaskan bahwa hari ini bangsa Indonesia membutuhkan model implementasi kesatuan pengetahuan dalam bidang politik. Arahnya adalah bagaimana politik tidak dipisahkan dari nilai-nilai agama agar semua berjalan dengan baik tanpa harus berpecah-belah.

Demokrasi Indonesia, lanjut Muhyar, itu demokrasi pancasila, yakni demokrasi yang disinari oleh nilai ketuhanan, kejujuran, dan kesucian agar mampu memilih pemimpin yang bijak dan berhikmah. "Bukan demokrasi liberal yang hanya memilih suara terbanyak," tegasnya.

Wakil Rektor II Imam Taufiq berharap acara ini menjadi ajang penggalian pengetahuan kepada pelaku demokrasi baik di tingkat nasional hingga lokal. Dan sudah saatnya Fisip UIN Walisongo tampil sebagai garda depan penguatan demokrasi berbasis spiritual ini (Rikza/Zunus)