Ulama Nusantara Punya Mekanisme Pertahanan Diri
- Kamis, 28 November 2019 | 05:00 WIB
Jakarta, NU Online
Para ulama Nusantara sejak dahulu banyak yang sudah menggali keilmuan agama Islam dari tanah kelahirannya langsung, Makkah. Banyak juga yang mendalaminya di belahan Arab lainnya, seperti di Madinah, Kairo, hingga Baghdad.
Kepulangan mereka ke Tanah Nusantara membawa keilmuan yang luas dan mendalam, tidak justru membawa kebudayaan Arab yang dipaksakan di Nusantara.
Budayawan Ngatawi Al-Zastrouw menyebut bahwa para ulama Nusantara itu memiliki mekanisme pemertahanan diri. "Ulama punya self defense mechanism," katanya saat Picknikustik Komunitas Musisi Mengaji di Medco, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Rabu (27/11).
Zastrouw mengatakan bahwa para ulama dulu percaya diri dengan kebudayaannya. Meski bertahun-tahun menimba ilmu di Timur Tengah, tak lantas mereka menjadi Arab. "Begitu pulang gak jadi orang Arab," ujarnya.
Belakangan, ada orang yang gemar kearab-araban usai pulang dari Timur Tengah. Hal tersebut, menurutnya, karena mereka sudah terlepas dari akar tradisinya.
Orang tersebut, lanjut Zastrouw, sudah mengalami kebangkrutan budaya sehingga tidak lagi percaya diri dengan kebudayaan asalnya. Untuk menutupi itu, ia harus membangun tembok berupa pakaiannya atau lainnya.
"Mengalami kebangkrutan budaya. Ben (biar) dikira saleh, biar dikiria Islam niru Arab," kata Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) 2004-2010 itu.
Pengajar di Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia itu juga menyampaikan bahwa orang demikian itu mengalami krisis identitas karena tidak memiliki referensi atau rujukan berkebudayaan.
Zastrouw pada kegiatan tersebut juga bersenandung bersama grup musiknya Ki Ageng Ganjur. Selain itu, Picknikustik bulan November ini juga diramaikan dengan kehadiran Sajjad Ali dan Ali Mustofa.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Tags:
Terkait
Nasional Lainnya
Terpopuler Nasional
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
-
7
-
8
-
9
Rekomendasi
topik
Opini
-
- Rofiq Mahfudz | Senin, 29 Mei 2023
Kiai Pesantren Memaknai Politik dengan Bermartabat
-
- Hafis Azhari | Sabtu, 27 Mei 2023
Ketika Timur Semakin Mengenal Barat
-
- Ahmad Munji | Sabtu, 20 Mei 2023
Pilpres Turkiye 2023 dan Investasi Ideologis Erdogan
Berita Lainnya
-
Menaker Imbau Masyarakat Lebih Selektif Memilih Informasi Kerja di Luar Negeri
- Ketenagakerjaan | Ahad, 28 Mei 2023
-
Kemnaker Optimis UU PPRT Mampu Tekan Pelanggaran PRT
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023
-
Menaker Tegaskan Hubungan Industrial Harmonis Tingkatkan Produktivas Kerja
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023
-
Jakarta Bhayangkara Presisi bersama Pertamina Raih Runner-up di Final AVC Cup 2023
- Nasional | Selasa, 23 Mei 2023
-
Indonesia-Tiongkok Komitmen Perluas Kerja Sama Ketenagakerjaan
- Ketenagakerjaan | Selasa, 23 Mei 2023
-
Gerakkan Hidup Sehat, Fatayat NU Sulsel Bagi-Bagi Sayur ke Masyarakat
- Daerah | Senin, 22 Mei 2023
-
Menaker Ida Dorong Peningkatan Produktivitas Perempuan Melalui Wirausaha
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 20 Mei 2023
-
Serap Ratusan Juta Rupiah, Pembangunan Mushala NU Ranting Dlingo Bantul Usai
- Daerah | Kamis, 18 Mei 2023
-
Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing SDM di Daerah, Menaker Apresiasi Hibah Lahan dari Pemda
- Ketenagakerjaan | Rabu, 17 Mei 2023