Nasional

Ulil Abshar Sebut Keunggulan Pesantren dalam Proses Perubahan Sosial

Ahad, 23 Desember 2018 | 06:15 WIB

Bekasi, NU Online
Tokoh muda Nahdlatul Ulama, Ulil Abshar Abdalla berpendapat yang paling berhasil melakukan revolusi adalah Pondok Pesantren. Menurutnya, hal itu terjadi karena mengubah manusia itu tidak langsung melainkan bertahap atau pelan-pelan, dan hanya pondok pesantren yang tanpa disadari telah melakukan itu kepada puluhan jutaan anggota NU di Indonesia.

“Yang berhasil melakukan revolusi adalah pesantren, yang berhasil mengubah manusia NU adalah para kiai, dan kiai yang paling mengubah manusia NU menurut saya adalah Gus Dur, tetapi Gus Dur bukan dengan bahasa revolusi karena beliau benci dengan revolusi, ia lebih suka bahasa transformasi,” kata Ulil Abshar Abdalla, saat menjadi narasumber Halaqah Nasional di Rakornas Lakpesdam NU di Kota Bekasi, Jawa Barat, Ahad (23/12).

Tokoh muda NU yang biasa disapa Gus Ulil ini mengutip pernyataan Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin.

Menurut Imam Al-Ghazali, kata Ulil, mengapa revolusi tidak tepat digunakan untuk manusia sebab manusia itu berubah pelan-pelan. Perubahan itu seperti perubahan pada fisiknya, tanpa dirasakan kita sudah tumbuh besar.

“Imam Al-Ghazali tidak percaya revolusi karena seperti orang tumbuh besar secara fisik, kita tidak pernah merasakan. Perubahan manusia seperti perubahan fisiknya, berlangsung pelan-pelan sampai  kita tidak sadar, kalau perubahan itu begitu cepat,” ujarnya.

Ia menjelaskan, revolusi hanya bisa dilakukan untuk benda atau barang seperti revolusi 1.0  Revolusi 2.0, revolusi 3.0 dan sekarang revolusi 4.0. Sementara untuk manusia itu tidak tepat, jika revolusi manusia dilakukan maka yang terjadi adalah tragedi manusia.

“Dan itu, lanjut dia, pernah terjadi di China, dengan korban manusia yang sangat banyak,” kata Gus Ulil. (Red: Alhafiz K)