Nasional POP FATAYAT NU 2019

Usia Senja Bukan Halangan Berlaga di Pertandingan Olahraga

Jum, 27 September 2019 | 16:30 WIB

Usia Senja Bukan Halangan Berlaga di Pertandingan Olahraga

Pertandingan cabang hadang POP, Jumat (27/9) (Foto: NU Online/Firoh)

Bandarlampung, NU Online
Usia senja tidak menghalangi Maria Magdalena (53 tahun) berlaga di pertandingan hadang (gobaksodor) Pekan Olahraga Perempuan (POP) Fatayat NU 2019. Maria, begitu panggilan akrabnya merupakan salah satu tim hadang dari Wanita Katolik Lampung.
 
Jumat (27/9) siang tim Wanita Katolik Lampung berhasil mengalahkan tim PW Perempuan Bangsa Lampung. 

"Saya sudah punya cucu Mbak, anak saya yang pertama dosen, yang kedua dokter, yang ketiga di rumah saja menemani saya. Jadi kegiatan semacam ini benar-benar menjadi hiburan bagi saya," ungkap Maria yang terlihat masih bugar.
 
Tidak hanya Maria, official dan peserta cadangan tim hadang Wanita Katolik ini juga sudah sangat senior. Masing-masing adalah Yanti, 61 tahun; dan Musinah,63 tahun. 

"Kami walaupun sudah tua-tua, tapi senang dengan kegiatan semacam ini. Kita bisa menjalin silaturahim dan mengenal banyak orang baru. Kami berharap sekali kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini," tutur Musinah dengan mata berkaca-kaca.
 
Pekan Olahraga Perempuan (POP) 2019 bertempat di GOR Saburai Bandarlampung, Lampung. Kegiatan yang sudah memasuki tahun ketiga ini diikuti oleh 34 organisasi perempuan lintas ideologi dan agama se-Sumatera bagian selatan. Tahun ini POP mengambil tema Sport for Peace: Ruang Perjumpaan Perempuan untuk Perdamaian. 
 
 POP 2019 yang diselenggarakan pada 26-28 September 2019 ini mempertandingkan tiga cabang olahraga yakni bola voli, hadang (gobaksodor), dan senam poco-poco kreasi. Masing-masing cabor diikuti oleh 21 tim yang sudah lolos administrasi pendaftaran. 
 
Ketua Panitia POP Fatayat NU 2019, Nurhabibah mengatakan cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan adalah cabang olahraga yang dilaksanakan dalam jumlah grup. "Ini agar kesempatan mereka saling berinteraksi, bekerjasama lebih tinggi," tegas Nurhabibah.
 
Kontributor: Firoh
Editor: Kendi Setiawan