Nasional

Warga Lintas Negara Hadiri Tunas Gusdurian di Sleman

Sab, 11 Agustus 2018 | 09:30 WIB

Warga Lintas Negara Hadiri Tunas Gusdurian di Sleman

Gusdurian kumpul di Sleman Yogyakarta

Sleman, NU Online
Acara Temu Nasional (Tunas) Penggerak Jaringan Gusdurian 2018 dihadiri oleh para pecinta Gus Dur dari berbagai negara di dunia berlangsung di Asrama Haji Sleman Yogyakarta, Jumat- Ahad (10-11/8).

Berdasarkan penjelasan panitia dan pantauan NU Online tampak hadir sejumlah peserta yang berasal dari Thailand, Malaysia, Iran, Jerman dan beberapa negara bagian Eropa.

"Luar biasa dan Alhamdulillah, selain dari Sabang sampai Merauke ada juga peserta Tunas Gusdurian dari luar negeri," ujar Ketua Panitia Tunas Penggerak Gusdurian 2018 Rifa Mufidah di Gedung Arafah Asrama Haji Sleman, Yogyakarta.

Menurut Rifa, ini menjadi modal penting untuk menggerakkan tradisi dan meneguhkan Indonesia yang lebih bertoleransi dan mencapai kemajuan. Terlebih akhir-akhir ini Indonesia tengah mengalami berbagai ujian kebhinekaan dengan fitnah, adu domba, ujaran kebencian dan isu SARA.

"Harapan besarnya, ini akan menjadi wadah yang menyatukan visi dan misi seluruh elemen bangsa dalam rangka mencapai cita-cita Indonesia sebagaimana dicetuskan para pendiri bangsa," harap Rifa diamini enam ratusan lebih peserta.

Sementara, Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian Jay Akhmad mengapresiasi acara ini sebab banyaknya peserta yang rela menempuh perjalanan berhari-hari demi hadir dan berkumpul dengan rekan Gusdurian.

"Bahkan yang dari Taheran, Iran itu rela menempuh perjalanan selama satu hari lebih beberapa jam untuk sampai sini," katanya.

Jay menambahkan, Gusdurian adalah para pecinta KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang siap melanjutkan perjuangan kemanusiaan Gus Dur. Utamanya untuk merajut persatuan dan kesatuan menjelang tahun politik 2019 Gusdurian harus siap.

"Seperti Gus Dur yang tak pernah lelah mengutamakan kepentingan umum dan menjunjung tinggi kemanusiaan," katanya.

Acara yang juga dihadiri oleh para penggerak dari lintas suku, agama, ras dan budaya di Indonesia ini dibuka secara langsung oleh putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid dengan penabuhan rebana. (M farid/Qomarul Adib/Muiz)