Nasional

Wujudkan Peradaban Rahmatan lil Alamin, Milenial NU Harus Banyak Membaca

Sab, 7 September 2019 | 22:00 WIB

Wujudkan Peradaban Rahmatan lil Alamin, Milenial NU Harus Banyak Membaca

NU Milenial Digital Camp di PWNU Jatim

Surabaya, NU Online
Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, HM Hasan Ubaidillah menyatakan bahwa generasi milenial NU harus banyak membaca. Menurutnya dengan banyak membaca generasi penerus NU ini akan dapat berkontribusi dalam mewujudkan peradaban yang rahmatan lil alamin.
 
“Kita harus membaca sebelum menulis. Dengan demikian, kita sebagai generasi muda NU bisa berkontribusi dengan mewujudkan peradaban yang rahmatan lil alamin,” ungkapnya di pembukaan kegiatan NU Millenial Digital Camp, Jumat (6/9) malam.
 
Pria yang juga dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ini menegaskan bahwa dengan membaca seseorang akan dapat memahami berbagai persoalan yang ada di tengah masyarakat dengan baik.
 
“Kalian juga harus paham dulu apa yang akan kalian tulis, harus paham dulu apa persoalannya. Oleh karena itu, kita harus banyak membaca, terutama yang berhubungan dengan beberapa fenomena yang sedang berkembang, karena ini merupakan keilmuan yang tidak akan pernah habis,” jelasnya.
 
Dikatakan, dalam menghadapi era disrupsi yang mana semuanya bisa diakses menggunakan gawai seperti yang terjadi saat ini, sudah saatnya generasi milenial NU turut andil dalam menyebarkan konten positif di media sosial.
 
“Termasuk juga dalam menyebarkan konten-konten positif, karena saat ini kita sedang berperang di media sosial. Siapa yang membentengi kalau tidak generasi-generasi seperti Anda, generasi milenial NU?” ucapnya seraya bertanya kepada para peserta kegiatan yang diadakan di gedung PWNU Jawa Timur ini.
 
Ketua panitia acara, M Rofi’i Boenawi mengatakan bahwa cara dakwah pada saat ini ada perbedaan dengan cara dakwah yang ditempuh oleh Rasulullah maupun Wali Songo. Perbedaan cara dakwah ini terletak pada media dakwah yang digunakan.
 
“Saat zaman Rasulullah, dakwah itu dakwah bil lisan. Pada zaman Wali Songo, dakwah itu dengan budaya. Sedangkan pada saat ini, dakwah itu bil medsos,” tukasnya.
 
Rofi’i sapaan akrabnya, menyatakan bahwa salah satu tugas dari generasi milenial NU adalah menjadi benteng bagi Nahdlatul Ulama dari berbagai serangan paham-paham radikalisme maupun intoleransi yang masif disebarkan melalui media sosial. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menjadi content creator atau pembuat konten.
 
“Sudah saatnya kita semua tampil menjadi content creator yang bisa membuat konten yang nantinya akan mengisi ruang-ruang yang ada di media sosial. Kita generasi milenial harus bisa mengisi medsos dengan konten-konten sejuk yang kita buat,” tutupnya.
 
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Muiz