Nasional

Yenny Wahid Usulkan Syarat untuk Israel Jika Ingin Bertanding di Indonesia

Sel, 28 Maret 2023 | 17:30 WIB

Yenny Wahid Usulkan Syarat untuk Israel Jika Ingin Bertanding di Indonesia

Yenny Wahid saat sedang berbincang dengan atlet Indonesia. (Foto: Dok. Instagram Yenny Wahid)

Jakarta, NU Online
Direktur Wahid Foundation Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid) merespons isu polemik pro-kontra kedatangan tim nasional sepak bola Israel ke Indonesia untuk bertanding di Piala Dunia U20.


Yenny mengusulkan harus ada syarat-syarat yang diberikan untuk timnas Israel jika benar-benar ingin bertanding di Indonesia. Sebab ia mengatakan, persoalan kebebasan bergerak bagi atlet Palestina hingga kini masih menjadi isu besar.


Dengan begitu, kata Yenny, wajar saja jika Indonesia perlu mengingatkan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) agar betul-betul berpegang pada prinsip ekualitas dan inklusivitas.


“Menurut saya, kalau Indonesia ingin mengizinkan tim Israel untuk bertanding, ya, harus ada syarat-syaratnya. Israel, misalnya, harus berhenti menghambat klub sepak bola Palestina atau pemainnya untuk bertanding. Ini syarat yang cukup adil,” kata Yenny dalam takarir gambar di instagram berjudul Jangan hukum para atlet, pada Selasa (28/3/2023).


Yenny menegaskan bahwa prinsip aksesibel dan inklusif yang diusung FIFA harus betul-betul diterapkan tanpa kecuali. Ia kemudian mencontohkan sebuah peristiwa pelarangan keanggotaan Israel pada 2015.


Ketua Federasi Sepak Bola Palestina, Jibril Rajoub, pernah mendesak agar FIFA melarang keanggotaan Israel pada 2015, tetapi kemudian Rajoub mencabut desakannya itu.


“Tahu mengapa? Sebab, Federasi Sepak Bola Israel setuju terhadap sejumlah poin yang diajukan Rajoub, di antaranya terkait kebebasan bergerak bagi para pemain sepak bola Palestina,” kata putri Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid itu.


Peristiwa Rajoub itu terjadi dalam Kongres Ke-65 FIFA di Zurich, Swiss. Kala itu, hampir 90 persen peserta kongres mendukung usulan Rajoub tersebut.


FIFA Larang Atlet Rusia
Yenny melanjutkan bahwa permasalahan FIFA saat ini adalah melakukan standar ganda. Sebab, FIFA masih melarang atlet Rusia untuk ikut bergabung.


“Bagi saya ini adalah standar ganda, prinsip ekualitas dan inklusivitas tidak diberlakukan setara untuk semua,” kata Yenny.


Sebagai Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid mengaku sedang memperjuangkan agar Rusia juga bisa kembali ikut bertanding di kejuaraan dunia.


“Kebetulan beberapa hari lagi akan ada General Assembly Federasi Panjat Tebing. Kami, dari Federasi Indonesia, sedang berkomunikasi dengan Federasi Rusia untuk memperjuangkan keikutsertaan atlet-atlet mereka,” ungkap Yenny.


Bebas Kepentingan Politik
Menurut Yenny, olahraga harus dibebaskan dari kepentingan politik. Karena itu, kepesertaan harus dibuka untuk atlet dari negara mana pun. Ia menegaskan, para atlet tidak ikut merancang kebijakan luar negeri negaranya. Sebab, dunia para atlet adalah olahraga.


“Janganlah mereka ikut dihukum untuk tidak boleh bertanding karena kebetulan pemerintahnya menganut kebijakan yang kontroversial. Bebaskan para atlet untuk fokus pada upaya meraih prestasi,” tegas Yenny.


Hubungan Diplomatik RI-Israel
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menegaskan bahwa Indonesia tidak akan memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini diungkapkan sebagai respons atas pro-kontra kedatangan timnas sepak bola Israel ke Indonesia.


“Prinsipnya Indonesia itu tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel dan tidak akan pernah melakukan hubungan diplomatik dengan Israel selama Palestina belum merdeka,” kata Mahfud kepada wartawan di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (27/3/2023).


Pernyataan itu, dikatakan Mahfud, merupakan ungkapan Presiden Soekarno di forum Konferensi Asia-Afrika Perserikatan Bangsa-Bangsa (KAA PBB).


“Itu adalah pernyataan Bung Karno di PBB, di KAA. Lalu Bung Karno membuat Ganefo sendiri karena melawan imperialisme. Bagi Bung Karno, Israel itu imperialis,” ucap Mahfud.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori