Obituari

Innalillahi, KH Abu Choir Maestro Tilawatil Qur'an Demak Wafat

Kam, 16 Juli 2020 | 22:00 WIB

Innalillahi, KH Abu Choir Maestro Tilawatil Qur'an Demak Wafat

Almarhum KH Abu Choir (kanan) (Foto: Dokumen keluarga)

Demak, NU Online

Innalillahi wainna ilaihi roojiuun, KH Abu Choir maestro tilawatil  Qur'an dan sesepuh Jamiyyatul Qura wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JHQNU) Kabupaten Demak, Jawa Tengah meninggal dunia karena sakit sesak nafas, Rabu (15/7).

 

Jenazah almarhum dimakamkan Kamis (16/7) di komplek Pemakaman Yi Brengos Desa Batu Karangtengah, Demak.

 

Salah satu putra almarhum Furqoni mengatakan, Kiai Abu Choir hingga di usia 77 tahun tidak memiliki riwayat penyakit kronis, namun beberapa hari setelah lebaran 1441 Hijriyah lalu tiba-tiba merasa sering sesak nafas.

 

"Upaya untuk menyembuhkan penyakitnya sudah diupayakan ke dokter. Sempat beberapa hari menjalani rawat inap di rumah sakit dan sembuh. Sepekan lalu kambuh dan menjalani rawat jalan," kata Furqon usai prosesi shalat jenazah di Masjid At-Taqwa Batu Karangtengah Demak.

 

KH Abdurrohim dalam sambutannya mewakili Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Karangtengah mengatakan, almarhum adalah sosok yang gigih, tekun, dan tak kenal lelah dalam membimbing kader-kader NU untuk berkhidmah kepada masyarakat.

 

"Dua periode memimpin MWCNU Karangtengah tahun 1980-an, organisasi hidup, dan dinamis. Peralihan kepemimpinan disiapkan dengan mulus sehingga soliditas jamiyah tetap terpelihara hingga kini," kata Kiai Abdurrahim.

 

Mewakili Pengurus Takmir Masjid At-Taqwa dan keluarga almarhum KH Shodiq Mudzakir mengatakan, almarhum adalah sosok santri dan kiai yang gigih dalam berjuang di NU.

 

"Saat mondok di Pesantren Futuhiyyah Mranggen dipercaya untuk mengajar di Madrasah Futuhiyyah dan Mualimat NU Mranggen. Ketika menjadi Ketua MWCNU ikut terlibat aktif dalam merintis pendirian Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (RSINU) Demak," ungkapnya.

 

Dikatakan, almarhum sejak di pondok memiliki suara yang bagus saat membaca Al-Qur'an. Beberapa kali ikut Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) sering meraih juara. Puncaknya tahun 1974 meraih juara MTQ tingkat propinsi Jawa Tengah.

 

"Kiai Abu tercatat sebagai orang Demak pertama yang berhasil meraih juara pertama MTQ tingkat provinsi. Atas kemampuannya itu pula beberapa kali ditunjuk PCNU untuk memimpin Jamiyyatul Qura wal Huffadz cabang Demak," ujarnya.

 

Disampaikan, berkat tangan dinginnya, dunia seni baca Al-Qur'an di Demak menjadi lebih semarak. Loyalitasnya pada seni baca Al-Qur'an menjadikan dirinya tidak bisa lepas dengan bacaan Al-Qur'an.

 

"Meski tidak aktif di kepengurusan organisasi NU dan JHQ, namun almarhum tetap mengajar seni baca Al-Qur'an. Tidak hanya di daerah Demak, tetapi  juga sampai di daerah Wonosobo, Purbalingga, Grobogan, dan daerah-daerah lainnya," ucapnya.

 

Ditambahkan, oleh para qari dan huffadz serta masyarakat pecinta seni baca Al-Qur'an, almarhum diberi julukan maestro tilawatil Qur'an Demak. "Selamat jalan sang maestro, semoga Allah SWT mengampuni semua kesalahanmu," pungkasnya.  

 

Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz