Obituari

Penerus Jejak KH M Hasyim Asy'ari, KH Habib Ahmad Wafat

Sab, 26 September 2020 | 10:30 WIB

Penerus Jejak KH M Hasyim Asy'ari, KH Habib Ahmad Wafat

Almarhum KH Habib Ahmad saat membaca kitab Shohih Bukhari di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. (Foto: Istimewa)

Jombang, NU Online
Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur berduka. Penerus jejak KH M Hasyim Asy'ari, KH Habib Ahmad wafat, Sabtu (26/9).
 
Dikatakan sebagai penerus jejak Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu karena almarhum adalah sosok yang komitmen melestarikan budaya membaca kitab Shohih Bukhari dan Muslim sebagaimana Mbah Hasyim pada masanya di Pesantren Tebuireng.
 
Menurut salah seorang pengurus Pondok Pesantren Tebuireng, Syu'bah Nuri, Kiai Habib punya rutinan setiap bulan Ramadhan membacakan kitab Bukhari dan Muslim di Masjid Tebuireng. Tradisi tersebut sudah ada sejak zaman Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari.
 
"Kiai Habib adalah penjaga tradisi yang diwariskan KH Hasyim membaca dua kitab hadis. Wafat di rumah sakit Nahdlatul Ulama Jombang. Sakitnya kurang tahu. Sakit tua mungkin," jelasnya kepada NU Online.
 
Menurut Syu'bah, selain mengajar di Tebuireng, Kiai Habib juga menjadi Pengasuh Pesantren Abu Hurairah di Dusun Juwet, Desa Glagahan, Kecamatan Perak, Jombang.
 
Secara berurutan, pembaca kitab hadits di Pesantren Tebuireng dimulai dari KH M Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim, KH Idris Kamali, KH Syansuri Badawi, Gus Ishom Hadzik (Sohih Muslim), dan KH Habib Ahmad. Sejak kesehatan Kiai Habib terganggu, tugasnya dilanjutkan oleh KH Kamuli.
 
KH Habib Ahmad, pernah belajar ke Kiai Idris Kamali di Pesantren Tebuireng. Menjadi murid Kiai Idris tidak mudah, harus memenuhi syarat yang telah dijadikan patokan. 
 
Di antaranya, wajib berjamaah lima waktu di masjid, tidak boleh bolos mengaji sorogan (murid membaca sedangkan guru mengoreksi), wajib menghapal pelajaran terutama nadzam serta menjalani puasa-puasa sunah.
 
"Di bawah asuhan Kiai Idris, Kiai Habib belajar kitab Alfiyah Ibnu Malik, Jalalain, Al-Khazin, dan enam kitab hadits mu’tabaroh," imbuh mahasiswa Ma'had Aly Hasyim Asy'ari ini.
 
Lebih lanjut, ia menjelaskan tugas mengampu kitab Shohih Bukhari dan Muslim diminta langsung oleh KH Yusuf Hasyim kepada Kiai Habib. Hal ini dikarenakan tak banyak tokoh yang berani mengemban tugas tersebut. Dengan berbagai alasan, di antaranya ketersambungan sanad dan keluasan ilmu.
 
"Tradisi ini sudah berjalan cukup lama, peserta ngajinya datang dari berbagai daerah. Mengambil sanad keilmuan hadis yang bersambung hingga KH M Hasyim Asy'ari," tandas Syu'bah.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin