Obituari

Sebelum Wafat, Kiai Azizi Lantunkan Dzikir, Shalawat, dan Al-Qur'an dalam Kondisi Setengah Sadar

Ahad, 21 Mei 2023 | 13:30 WIB

Sebelum Wafat, Kiai Azizi Lantunkan Dzikir, Shalawat, dan Al-Qur'an dalam Kondisi Setengah Sadar

Almaghfurlah KH Azizi Hasbullah (peci putih). (Foto: Dok. FMPP)

Jakarta, NU Online

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Azizi Hasbullah berpulang ke Rahmatullah pada Ahad (21/5/2023) setelah menjalani perawatan intensif di RS Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat. 


Selama masa perawatan akibat kecelakaan tunggal di Tol Cipali KM 42 bersama Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Trenggalek KH Zahro Wardi, dzikir dan shalawat senantiasa terucap dari bibir Kiai Azizi. 


Izet Abu Dzar yang mendampingi KH Azizi Hasbullah selama 16 hari perawatan mengungkapkan hal ini di akun Facebooknya. Pengurus Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Bandung itu mengungkapkan perasaannya saat mendampingi Kiai Azizi selama perawatan. 


"Saya bersaksi selama beliau sakit, dzikir Allah selalu terucap dari bibir beliau dan berulang-ulang dalam keadaan setengah sadar, kadang membaca Al-Qur'an dan shalawat," ungkapnya, Ahad (21/5/2023). 


"Ketika sadar, yang beliau ingat itu mengaji, ponpes Lirboyo, LBM, tugas beliau di PBNU, Mbah Yai Anwar Manshur," ucap Izet.


Ia pun merasa bersedih dan menyampaikan terima kasih kepada Almarhum Kiai Azizi yang memberi kesempatan kepadanya untuk berkhidmah. 


"Saya biasa memanggil beliau Abah. Abah terima kasih selama di RS Hasan Sadikin Abah sering mencari saya, manggil saya. Untuk minta ditemani setelah itu dzikir bareng. Saya yakin Abah Yai Azizi Hasbullah ahli surga. Akui saya sebagai santri panjenengan," tandas Izet.


Kiai Azizi dimakamkan di komplek pemakaman keluarga di Pondok Pesantren Baran, Selopuro, Blitar, Jawa Timur atas permintaan keluarga. Sebelum dimakamkan kiai yang lama mendalami pengetahuan keagamaan dan juga mengajar di Pondok Pesantren Lirboyo itu akan dishalatkan di Pesantren Lirboyo. 


Kiai Azizi adalah Pengasuh Pondok Pesantren Barran Selopuro, Blitar dan merupakan sosok ahli fikih Nusantara yang inspiratif. Tabahhur atau kedalaman penguasanya atas ilmu-ilmu syariat yakni fikih, ushul fikih, akidah, tasawuf dan lainnya mendapatkan apresiasi luas dari kiai-kiai lain, bahkan di kalangan para masyayikh di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. 


Sosoknya dikenal terbuka, tegas dan lugas berdiskusi adu argumentasi dalam forum-forum bahtsul masail pesantren dan NU, seperti di Lirboyo, Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) se-Jawa Madura, bahtsul masail syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, dan forum bahtsul masail PBNU. 


Dirinya merupakan santri kinasih dari KH Ahmad Idris Marzuki Lirboyo dan mampu menyajikan materi berat dengan bahasa dan gaya bebas. Hal itu pula yang membuatnya penampilannya memukau banyak kalangan di forum resmi, sehingga enggan beranjak dari majelis meski sudah menghabiskan waktu berjam-jam. Apalagi bila forum sudah memasuki acara tanya jawab yang semakin mengeksplor keluasan ilmunya.


Pewarta: Muhammad Faizin

Editor: Fathoni Ahmad