Pemberdayaan

Bazar Kuliner Nusantara, Cikal Bakal Pusat Bisnis NU Mimika

Sen, 18 Maret 2019 | 16:00 WIB

Bazar Kuliner Nusantara, Cikal Bakal Pusat Bisnis NU Mimika

Bazar Kuliner NUsantara di Balai Kampung Kadun Jaya, Mimika Timur, Mimika, Papua.

Mimika, NU Online
Di dalam syair jamaah Istighatsah An-Nahdliyyah Mimika tertulis Istighatsah An-Nahdliyah Kuat, Ekonomi Jamaah Meningkat. Hal itu pula yang ternyata menjadi sumber inspirasi untuk kebangkitan ekonomi kerakyatan. 

Semangat tersebut mengemuka pada Bazar Kuliner NUsantara edisi kedua, Ahad (17/3). Kegiatan dipusatkan di Balai Kampung Kadun Jaya distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua.

“Bazar kuliner Nusantara merupakan cara yang dipilih untuk mewujudkan kemandirian ekonomi. Dakwah tidak cukup sekadar ucapan dan nasihat, namun penting memikirkan perut dan ekonomi jamaah sebab kefakiran mendekatkan kepada kekafiran dalam makna yang luas,” kata Sugiarso.

Usaha pembentukan pusat bisnis NU Mimika sebagai tujuan jangka panjang,  serangkaian kegiatan ekonomi berbasis budaya dan kearifan lokal melui bazar kuliner Nusantara yang terus digalakkan. “Memasuki edisi kedua bazar kali ini mengalami perubahan sistem,” kata Ketua Pengurus Pondok Pesantren Darussalam Mimika ini.

Dari sisi peserta, sudah lebih banyak dan bukan hanya melibatkan jamaah istighatsah Kadun Jaya, namun juga melibatkan para ibu jamaah Soponyono dan Mwuare. “Dari sisi menu tentu juga lebih banyak. Pengunjung juga lebih banyak daripada edisi pertama,” jelasnya.

Satu hal yang membanggakan adalah hasil bazar edisi pertama sudah bisa menjadi modal untuk membeli lima payung outdoor diameter dua meter beserta meja bulat. “Juga telah berhasil membeli lima tenda kerucut ukuran dua kali dua meter. Ini jelas menjadi nilai lebih,” ungkapnya.

Kali ini ada kreativitas lain yang dimunculkan, yakni pembelian sistem kupon dan kontan. “Pembelian kupon dilayani lebih dahulu dan penukaran kupon dilakukan di tenda khusus kupon, sementara pembelian tunai langsung dilakukan di stan bazar,” urainya. 

"Kami gagas bazar ini sebagai bentuk pendidikan wirausaha bagi santri Pesantren Darussalam Mimika, Pesantren Wirausaha Ahlus-Sunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah,” katanya. 

Mereka saat ini ikut belajar bisnis dengan menjual jeruk keprok dan jus. Pada bazar kuliner Nusantara yang lalu, mereka juga ikut dengan menjual minuman. “Di sisi lain kami ingin para ibu jamaah istighatsah mendapatkan tambahan penghasilan dan mendapatkan pesanan pasca bazar dari pengunjung Bazar,” tegasnya. 

Artinya bazar adalah cara untuk penciptaan bisnis. “Bazar juga sarana menambah tabungan akhirat dan pencuci kotoran hati berupa kikir," ucapnya.

Ketua Bidang Keuangan Pondok Pesantren Darussalam Mimika, Muhammad Aminuddin menyampaikan bila ada yang kurang atau tidak sesuai dengan harapan jamaah minta pendapat atau saran yang lebih bagus karena pengurus sudah maksimal untuk yang terbaik.  

“Kami semua minta maaf sebesar- besar untuk kekurangan dan kesalahan kami,” pintanya. 

Sementara itu H Mustakim, Imam Masjid Suhada merasa bangga. "Mantab sekali acara ini. Mohon acara seperti ini bisa dilanjutkan,” harapnya.

Dendang bersama dengan saweran untuk dana hari lahir Muslimat NU dan Isra’ Mi’raj pun dilakukan untuk maksimalisasi penggalangan dana. "Ayo bapak ibu kita berdendang sambil sedekah saweran untuk dana Harlah Muslimat NU dan Isra’ Mi’raj," ajak Rahman selaku pemandu acara.

Ungkapan puas dirasakan Rahmat Dalang. "Rasa lelah dan letih selama sepekan telah terbayar dengan kesemangatan ibu dan bapak serta dukungan sesepuh NU,” akunya. 

“Semangat untuk maju, NU jaya di Bumi Cendrawasih dan salam guras, guyup rukun agawe santoso,” kata Arif Widiyanto.

Sekretaris Pengurus Pondok Pesantren Darussalam Mimika ini juga memberikan pengamatannya. "Jamaah istighatsah semangatnya luar biasa, dalam waktu kurang dua jam menu bazaar habis diborong, semoga barakah,” ungkapnya.

Hasil perhitungan kasar penjualan kupon makanan mendapatkan  Rp 6.270.000, sedangkan untuk minuman Rp1.605.000. Sedangkan untuk penjualan dengan cara kontan  masih menunggu laporan lebih lanjut. (Ibnu Nawawi)

Terkait

Pemberdayaan Lainnya

Lihat Semua