Bila Tak Hati-hati, Medsos Bisa Timbulkan Mudarat
NU Online · Kamis, 24 Desember 2015 | 04:03 WIB
Magelang, NU Online
Dampak positif atau negatif media sosial (Medsos) tergantung pada para penggunannya. Manfaat datang bia ia berguna sebagai sarana memperkuat jaringan dan memperluas wawasan. Namun, efek sebaliknya juga bisa hadir ketika mesos sekadar sebagai tempat senang-senang dan pengguna kurang waspada.
<>
Hal tersebut mencuat dalam sarasehan bertema “Santri, Teknologi, dan Seksualitas” di Pondok Pesantren Putri Al-Hidayat Kedunglumpang Salaman Magelang, Jawa Tengah, Selasa (22/12), yang mengakhiri rangkaian kegiatan belajar mengajar semester awal tahun ajaran 2015-2016. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali santri dalam mengisi liburan di rumah masing-masing agar tidak terpengaruh dampak negatif dari kemajuan teknologi, terutama media sosial.
Muyassaroh Hafidoh, salah satu narasumber, menekankan pentingnya informasi berbasis teknologi bagi santri. Menurutnya, jika bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik dan benar, maka bakal banyak manfaat yang diperoleh.
“Jadikan media sosial sebagai sarana pengembangan bakat kalian. Medsos bisa mengasah kemampuan menulis kalian dengan status-status yang inspiratif, bisa membaca pengetahuan dari tokoh-tokoh seperti Gus Mus. Medsos juga bisa sebagai media mengais rezeki ketika kita jualan online, dan banyak lagi manfaat yang lain,” ujar wartawan Majalah Bangkit ini memotivasi para santri.
Narasumber lain, Mukhotib mengatakan bahwa memang kemajuan teknologi memberikan dampak positif maupun negatif, tergantung dari niat individu masing-masing. Di Facebook, misalnya, orang bisa menggunakannya untuk menambah pertemanan dan pengetahuan, tapi bisa pula menipu dan mencari korban pelecehan seksual.
“Maka saran saya jangan sekali-kali kalian menerima pertemanan dengan orang yang di dunia nyata kita tidak kenal,” katanya kepada para santri.
Pada masa pubertas, katanya, seseorang biasanya ingin menunjukkan sesuatu yang ada dalam dirinya kepada lawan jenis. “Ketika sudah bermedsos ria, maka itu artinya separuh rahasia diri kita, kita publish ke khalayak ramai. Ini yang menjadi celah bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan kejahatan seksual. Maka kalian harus hati-hati,” tambahnya.
Pengasuh Pesantren Putri Al-Hidayat Nyai Hj Shintok Nabilah Asrori mengatakan, mayoritas santri sudah kenal teknologi, termasuk medsos. Ketika mereka pulang ke rumah, mereka yang terbatasi menggunakan medsos selama di pesantren sudah bisa mengakses kembali medsos masing-masing.
“Maka melalui seminar ini kami sebagai pengasuh ingin memberikan pengetahuan kepada santri untuk selalu waspada dan hati-hati dalam beraktivitas di media sosial,” tuturnya.
Setelah mengikuti kegiatan Seminar, malam harinya para santri menyelenggarakan acara muwadda’ah atau perpisahan sebagai tanda berakhirnya kegiatan belajar mengajar semester awal di Pondok Pesantren ini.
Dalam acara ini dibagikan hadiah kepada santri yang berprestasi dalam perlombaan-perlombaan yang diselenggarakan setelah menempuh ujian semester. “Gunakan waktu libur di rumah dengan sebaik-baiknya, jaga nama baik Ponpes Al-Hidayat. Semoga selalu mendapat ilmu yang manfaat manfaati, barokah mbarokahi,” pesan Nyai Shintok, yang juga kakak kandung KH Ahmad Said Asrori salah seorang Rais Syuriyah PBNU. (Ulya Izzati/Mahbib)
Terpopuler
1
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
2
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
3
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
6
Terkait Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
Terkini
Lihat Semua