Pustaka Iskandar Zulkarnain

Gerakan Ahmadiyah di Indonesia

Sab, 17 Juni 2006 | 10:44 WIB

MENELUSURI JEJAK GERAKAN AHMADIYAH DI INDONESIA

 

Pengantar : Azyumardi Azra 
Cetakan : 1, September 2005 
Tebal : xix + 342 halaman 


Peresensi : Muhammadun AS*


Dalam beberapa bulan terakhir ini, Jamaah Ahmadiyah Indonesia [JAI] menjadi organisasi Islam paling kontroversial di Tanah Air. Hal ini dikarenakan fatwa Majlis Ulama' Indonesia yang mengharamkan eksistensi JAI, dimana ajaran-ajaran yang disebar-luaskan JIA telah menyesatkan akidah umat Islam. JAI oleh MUI dianggap sebagai masalah akidah karena menyangkut "hak Tuhan".

 

Sedangkan dari penentang fatwa itu, hal itu dianggap sebagai masalah sosial-politik, yaitu masalah hak-hak asasi manusia, khususnya dalam beragama. Perbedaan sikap dan pandangan tersebut, menurut M. Dawam Raharjo [2005] di pandang dari sudut fenomonologi agama, bersumber dari pola keberagamaan yang -meminjam bahasa sosiolog Peter L. Berger- disebut sebagai konfrontasi di satu pihak dan interioritas dipihak lain. Karena ditempatkan sebagai konfrontasi maka tidak salah kalau dalam waktu terakhir ini [21/09/'05], pemukiman JAI di Kecamatan Cibeber dan Cempaka, Cianjur Jawa Barat diserbu oleh oknum warga sekitar yang bertanggungjawab secara emosional.

  
Buku "Gerakan Ahmadiyah di Indonesia" yang merupakan disertasi penulis, Iskandar Zulkarnain, di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, berupaya menjawab problem kontroversial yang masih menyelimuti problem keberagamaan dewasa ini. Namun demikian, buku ini lebih menelusuri dan membedah jejak-jejak kronologis-historis kedatangan Ahmadiyah di Indonesia. Walaupun demikian, menelusuri jejak Ahmadiyah di Indonesia tidak mungkin bisa dilakukan tanpa penelusuran terhadap asal-muasal kelahiran Ahmadiyah serta doktrin-doktrin prinsip yang dipeganginya selama ini. Mengkaji kelahiran ahmadiyah, maka tidak bisa dipungkiri kita harus mendalami secara komprehensif tokoh dibalik kelahiran Ahmadiyah. Tidak lain adalah Mirza Ghulam Ahmad. Dialah tokoh revolusioner yang telah mendirikan Ahmadiyah pada 23 Maret 1889 di India.

  
Ahmadiyah lahir tidaklah dalam ruang yang kosong. Ada tantangan besar yang dihadapi Ghulam Ahmad ketika itu. Situasi keagamaan pada waktu ditandai dengan gencar-gencarnya misi Kristeniasi diseluruh dunia yang dimulai sejak 1804 M, khususnya ketika British and Foreigh Bible Society terbentuk. Tahun 1814-1815 M. ditetapkan oleh kelompok Kristen sebagai The Great Century of World Evangelization [abad agung penginjilan dunia], dimana anak benua India adalah sasaran yang dijadikan sebagai proyek