Pustaka

Kitab Taudhihul Adillah, Kumpulan Ratusan Fatwa Ulama Betawi

Kam, 7 Mei 2020 | 17:05 WIB

Kitab Taudhihul Adillah, Kumpulan Ratusan Fatwa Ulama Betawi

Ia menyadari kekurangan radio sebagai media audio yang hanya dapat dinikmati sekilas. (Foto: NU Online/Alhafiz K)

KHM Syafi’i Hadzami (1931-2006 M) dalam perjalanan hidupnya pernah mengisi acara tanya jawab agama Islam setiap kamis malam yang disiarkan melalui Radio Cenderawasih pimpinan Sechan Alatas sejak tahun 1970. Pengajian ini mengudara selama beberapa tahun.

Rekaman pengajian ini kemudian diketik ulang dan dibukukan. Rekaman pengajian yang berisi konsultasi keagamaan itu melahirkan Kitab Taudhihul Adillah, buku kumpulan fatwa sebanyak 7 jilid. Setiap jilidnya berisi 100 masalah.

Pada usia begitu muda sekira 40 tahun, ia telah melayani pertanyaan masyarakat seputar agama Islam yang terkait banyak aspek dengan jawaban yang berasal dari kitab-kitab karya ulama terkemuka di bidangnya.

Kitab ini merupakan buku sejenis Ahkamul Fuqaha, kumpulan putusan keagamaan (bahtsul masail) NU sejak 1926 yang menyertakan kutipan kitab kuning sebagai pendukung atas putusan atau jawaban atas permasalahan yang dibahas.

Rekaman ini diterbitkan sebagai buku Taudhihul Adillah Jilid I pada 1971 atas kerja sama KHM Syafi‘i Hadzami, pimpinan PT Rissmako H Abdul Qadir Ghozali, dan pimpinan Radio Cendrawasih Sechan Alatas.

Pada pengantar Kitab Taudhihul Adillah Jilid I pada 1971, KHM Syafi’i Hadzami menyebutkan bahwa acara tanya jawab agama Islam yang disiarkan melalui Radio Cendrawasih menarik minat begitu besar pendengar. Hanya saja ia menyadari kekurangan radio sebagai media yang hanya berisi audio yang dapat dinikmati sekilas.

“Kami selalu menyadari bahwa siaran radio itu hanya suara yang didengar sepintas kilas, kurang bisa sempurna dicatat dan sukar untuk diulang kaji, maka berkat kerja sama kami bersama bapak Haji Abdul Qadir Ghozali selaku pimpinan PT Rissmako dan pimpinan Radio Cendrawasih, dengan inayah Allah SWT dapat kiranya kami hidangkan kepada para pembaca dan peminat ruang tanya jawab yang budiman, naskah tanya jawab yang pernah disiarkan itu dalam jilid I ini.” (KHM Syafi’i Hadzami, Kitab Taudhihul Adillah, [Kudus, Menara Kudus: 1982 M], jilid I, halaman viii).

Pada tahun tahun 1974, kami menemukan cetakan Kitab Taudhihul Adillah Jilid III yang diberi pengantar oleh Ketua Umum PBNU KH Idham Chalid. Pada edisi ini, penerbitan Kitab Taudhihul Adillah diambil alih oleh CV Bersuwa di bawah pimpinan H Mohammad Saleh Hamzah dan H Umar Suhaemi.

Alhamdulillah di mana keadaaan kami laksana seekor burung yang tengah patah sayapnya sebelah karena meninggalnya saudara dan teman seperjuangan kami mendiang H A Qadir Ghozali–Allah yarhamuh–,tiba-tiba Allah SWT dengan inayah-Nya mengisi shaf barisan kami yang kosong itu berwujud uluran tangan dari dua orang saudara kami, yaitu Bapak H Mohammad Saleh Hamzah dan Bapak H Umar Suhaemi untuk memberikan darma baktinya dalam pelaksanaan terbitnya Kitab Taudhihul Adillah Jilid ke-III sesegera mungkin,” tulis KHM Syafi’i Hadzami (KHM Syafi’i Hadzami, Kitab Taudhihul Adillah, [Jakarta, Bersuwa: 1974 M], jilid III, halaman xi).

Sejauh itu, kitab ini dicetak dengan susunan materi berdasarkan urutan pembahasan yang diangkat pada acara tanya jawab di radio. “…naskah tanya jawab yang pernah disiarkan itu dalam jilid I ini, yang berisi 100 buah jawaban masalah-masalah agama yang pernah dijawab melalui siaran Radio Cendrawasih secara chronologis menurut urutan waktunya pada tiap Kamis malam.” (KHM Syafi’i Hadzami, 1982 M: I/vii).

Kitab ini kemudian dicetak ulang oleh penerbit Menara Kudus pada tahun 1982. Pada edisi kali ini, 100 masalah yang ada di dalamnya disusun ulang berdasarkan rumpun tema lazimnya pada buku fiqih, yaitu, keimanan/aqidah islamiyah, ushul/akhlak, taharah/bersuci, shalat dan tilawah, khotbah/azan, puasa, zakat/sedekah, penyembelihan hewan/qurban/aqiqah, janaiz, haji, muamalah, dan munakahah.

Edisi 1982 ini melibatkan Drs Muqarrabin Yusuf (ayah Katib Syuriyah PBNU 2015-2020 KH Zulfa Musthofa) yang membantu sistematika materi berdasarkan tema-tema tertentu dan Drs Imron Aba (Abu Amar) yang menashih materi untuk memperlancar penerbitannya.

“Semoga dengan bantuan kedua beliau tersebut dapat menambah kesempurnaan dan kelancaran dalam penerbitan-penerbitan selanjutnya. Dan pula semoga amal beliau diterima Allah sebagai amal shaleh. Amin,” tulis penerbit. (KHM Syafi’i Hadzami, 1982 M: I/vii).

Hingga kini yang sering kita temukan dalam peredaran adalah Kitab Taudhihul Adillah dengan edisi Menara Kudus yang materinya disusun secara tematik, bukan berdasarkan urutan pembahasan pada acara tanya jawab agama Islam setiap Kamis malam sejak 1970. (Alhafiz Kurniawan)