Pustaka

Mengenal Khulashah Madad Nabawi, Kitab Dzikir Harian Habib Umar al-Hafiz

Sen, 25 Desember 2023 | 09:00 WIB

Mengenal Khulashah Madad Nabawi, Kitab Dzikir Harian Habib Umar al-Hafiz

Habib Umar bin al-Hafiz dan Kitab Khulashah al-Madad an-Nabawi. (Foto: Istimewa)

Rasulullah saw menganjurkan umatnya untuk membaca wirid dan dzikir yang rutin setiap harinya, terkhusus di waktu seperti pagi dan petang, bahkan bagi yang sempat ada dzikir yang dibaca di setiap shalat lima waktu.


Banyak faedah dari membaca wirid dan dzikir secara dawam dan terus menerus. Hanya saja, keutamaan terbesar dari dzikir dan wirid yang dibaca secara terus menerus tidak lain adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.


Para ulama telah menyusun kitab atau buku wirid dan dzikir yang dapat dibaca secara rutin. Kitab wirid biasa dicetak tipis dan kecil, sehingga para pembaca mudah membawanya kemana pun mereka pergi. Salah satu kitab wirid yang dapat diamalkan oleh para pembaca adalah kitab yang disusun oleh Habib Umar bin al-Hafiz, yaitu “Khulashah al-Madad an-Nabawi.” 


Dalam salah satu versi digitalnya, terdapat kutipan perkataan Imam al-Haddad yang cukup penting diamalkan oleh pembaca wirid. Di antara nasihat beliau adalah supaya jangan membaca wirid secara tergesa-gesa dan tanpa menghayati serta menghadirkan Allah dalam hati. Imam al-Haddad berkata:


الأوراد لا تنفع إلا مع الدوام ولا تؤثّر إلا مع الحضور، وأما كثرة الأوراد مع العجلة والغفلة وقلة الحضور مع الله تعالى فنفعها قليل، وليست تخلو من نفع ودفع إن شاء الله


Artinya: “Wirid-wirid tidak bermanfaat kecuali dibaca secara rutin, dan tidak berpengaruh kecuali dengan kehadiran hati. Banyak membaca wirid secara tergesa-gesa, lalai, dan sedikit kehadiran hati hanya akan menghasilkan manfaat yang sedikit. Namun tidak menafikan manfaat dan perlindungan di balik wirid tersebut, InsyaAllah...” (Habib Umar, Khulashah al-Madad an-Nabawi, hal. 14).


Kemudian kitab ini dimulai dengan sedikit mukadimah dari Habib Umar yang berisi keterangan bahwa kitab Khulashah al-Madad an-Nabawi ini adalah beberapa wirid bagi setiap penuntut ilmu dan orang-orang beriman yang ingin mengetahui sunnah Nabi dan ingin mencapai kedekatan kepada Allah.


Dalam mukadimah tersebut, Habib Umar menjelaskan bahwa kitab ini adalah kitab wirid yang ringkas dan hanya sebagian kecil saja dari banyaknya wirid-wirid yang sudah dihimpun oleh para ulama terdahulu.


Habib Umar merekomendasikan pembaca apabila ingin lebih memperluas bacaan wiridnya, maka dipersilakan untuk merujuk karya-karya induk dalam kitab wirid dan dzikir, seperti al-Adzkar karya Imam an-Nawawi, ‘Amalul Yawmi wal Laylah karya Ibnus Sunni dan lain-lain.


Setelah mukadimah, Habib Umar melampirkan niat belajar dan mengajar yang ditulis oleh Imam al-Haddad. Hemat penulis, lafaz niat ini dikutip di depan supaya dapat dibaca oleh para penuntut ilmu atau para santri sebelum mereka belajar.


Wirid yang pertama dalam urutan dan susunan kitab Khulashah al-Madad an-Nabawi adalah dzikir pagi dan malam. “Jangan lupa wahai saudaraku, adab dan doa-doa bangun tidur, wudhu dan shalat.” Ujar Habib Umar di permulaan dzikir pagi dan malam tersebut.


Dzikir pagi dan malam ini diawali dengan doa bangun tidur, kemudian membaca lafaz tahlil (lailaha illallah) versi panjang, doa pagi hari, beberapa ayat di akhir surat Ali Imran, doa setelah wudhu kemudian panduan shalat tahajjud dengan praktik dua rakaat, di mana rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca kutipan akhir ayat ke-64 surat an-Nisa, istighfar (3x) dan membaca surat Al-Kafirun.


Kemudian di rakaat kedua setelah surat Al-Fatihah maka membaca kutipan surat An-Nisa ayat 110, istighfar (3x), takbir (10x), tahmid (10x), subhanallah wa bihamdihi (10x), subhanallah al-malikil quddus (10x), istighfar (10x), lailaha illallah (10x) dan seterusnya.


Di antara yang unik dari kitab ini, wirid dan dzikir tidak hanya yang ma’tsur saja dalam bentuk lafaznya yang bersumber dari Nabi. Ada beberapa wirid yang berbentuk qasidah yang ditulis oleh para para ulama yang dilampirkan dalam kitab ini. 


Misalnya adalah qasidah yang dianjurkan dibaca di sepertiga malam, atau di waktu setelah melaksanakan shalat tahajjud dan witir sambil menunggu azan subuh. Qasidah ini ditulis oleh Syekh Abu Bakar bin ‘Abdillah al-‘Aydarus, dengan bait awalnya adalah:


إِلَهِی نَسْأَلُكْ بِالْإِسْمِ الْأَعْظَمْ # وَجَاهِ الْمُصْطَفَی فَرِّجْ عَلَيْنَا


Ilâhî nas-aluk bil ismil a’dhami wa jâhil Mushthafâ Farrij ‘alainâ


Artinya: “Wahai Tuhanku, aku memohon dengan nama-Mu yang Agung, dan kedudukan Nabi pilihan-Mu, lapangkanlah urusan kami semua”.


Selain doa siang dan malam, ada doa setelah shalat Dhuha, shalat Dzuhur, shalat Ashar, shalat Maghrib dan shalat Isya yang di antaranya adalah surat-surat pilihan seperti Al-Waqi’ah dan Al-Mulk serta beberapa bacaan Hizb seperti Hizb an-Nawawi


Ada juga surat-surat yang memiliki keutamaan dan fadilah yang amat besar apabila dibaca di waktu tertentu, seperti surat Al-Kahf, ad-Dukhan, al-Muzammil, al-Buruj, dan seterusnya. Doa ketika perjalanan pun ditulis lengkap di sini. Kitab ini diakhiri dengan dzikir dan wirid yang dapat dibaca di sore hari setelah Ashar di hari Jumat.


Demikianlah ulasan singkat terkait kitab wirid Khulashah al-Madad an-Nabawi yang dapat diamalkan oleh para pembaca sekalian. Semoga kita semua dapat menjadi pengamal wirid dan dzikir yang rutin baik pagi dan petang, hingga di setiap waktu.


Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Darus Sunnah Jakarta