Sirah Nabawiyah

Air Zamzam dan Pembelahan Dada Nabi Muhammad

Senin, 5 Agustus 2019 | 14:00 WIB

“Atap rumahku terbuka –saat aku di Makkah- Jibril as. lalu turun dan membuka dadaku. Kemudian ia membersihkan dadaku dengan air zamzam. Lalu, ia membawa baskom emas yang penuh hikmah dan iman. Setelah itu, ia meraih tanganku dan mengajakku naik ke langit yang bawah,” kata Nabi Muhammad dalam sebuah hadits riwayat Bukhari.

Zamzam merupakan kata dari bahasa Arab yang memiliki makna melimpah atau yang banyak. Nama zamzam selalu merujuk pada sumber mata air yang memancar 'akibat injakan' Nabi Ismail as. Mata air tersebut berada di sekitar Ka’bah dan tidak pernah kering. Ia menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitarnya.

Umat Islam  meyakini bahwa air zamzam berbeda dengan air lainnya. Ia memiliki keistimewaan dan kemuliaan yang tidak dimiliki air-air lainnya. Saking istimewanya, malaikat Jibril bahkan menggunakan air zamzam untuk membersihkan dada Nabi Muhammad. Merujuk buku Air Zamzam Mukjizat yang Masih Terjaga (Said Bakdasy, 2015), Jibril as. membelah dada Nabi Muhammad dan membersihkannya dengan menggunakan air zamzam sebanyak empat kali.

Pertama, saat Nabi Muhammad berusia empat tahun dan masih tinggal bersama dengan ibu susunya, Sayyidah Halimah as-Sa’diyah, di kampung Bani Sa’d. Ketika itu Jibril as. mendatangi Muhammad kecil waktu dia sedang bermain dengan teman-temannya. Jibril as. kemudian membelah dada Muhammad kecil.

“Ini adalah bagian setan darimu,” kata Jibril as., kemudian meletakkan hati Nabi Muhammad itu di atas nampan emas dan  membersihkannya dengan menggunakan air zamzam. Setelah selesai, Jibril mengembalikan hati Nabi Muhammad seperti sedia kala. 
 
Sementara itu, teman-teman se-permainan Muhammad kecil lari terbirit-birit. Mereka mengadu kepada Halimah as-Sa’diyah perihal apa yang terjadi pada Muhammad kecil. Halimah kemudian mendatangi tempat dimana Muhammad kecil berada. Ia langsung memeluk erat tubuh anak susuannya yang tengah menggigil ketakutan dan pucat wajahnya.
 
Kedua, ketika Nabi Muhammad berusia 10 tahun. Ketika mendekati usia taklif (mukallaf), dada Nabi Muhammad juga dibelah lagi. Hatinya dibersihkan malaikat Jibril as. dengan air zamzam agar tidak tercampur dengan hal-hal yang dapat membuat seorang pemuda cacat.

Ketiga, ketika Jibril as. membawa wahyu pengangkatan nabi atau saat usia Nabi Muhammad 40 tahun. Hikmah di balik pembelahan ketiga ini adalah agar Nabi Muhammad mampu menerima wahyu dengan hati yang kuat, bersih, dan diridhai. Keempat, ketika Isra Mi’raj. Sesuai dengan hadits riwayat Bukhari di atas, Jibril as. membelah dada Nabi Muhammad dan membersihkan hatinya sebelum mengajaknya naik ke langit untuk Mi’raj. 

Selain menambah kemuliaan Nabi Muhammad, peristiwa pembelahan juga dimaksudkan untuk menambah kekuatan dan kesiapan Nabi Muhammad dalam menerima apa yang diwahyukan kepadanya dengan hati yang kuat. Di samping itu, hikmah lain dari pembelahan dan pembersihan dengan air zamzam adalah agar Nabi Muhammad memiliki kesiapan ketika berhadapan dengan Allah dan bermunajat kepada-Nya. 

Demikianlah Allah mengkhususkan air zamzam dari air lain-lainnya. Yakni dengan menjadikannya sebagai air untuk membersihkan hati kekasih-Nya, hati Nabi Muhammad. Bukankah hati manusia paling mulia hanya akan dibersihkan dengan air yang paling mulia juga? (Muchlishon)