Warta

57 Negara Islam Kecam Kartun Denmark

Sel, 10 Oktober 2006 | 05:15 WIB

Riyad, NU Online
Ke-57 negara anggota Organisasi Konferensi Islam mengecam rangkaian kedua penayangan kartun mencemooh Nabi Muhammad, dengan menyatakan nilai tenggang rasa tenggelam di Eropa.

Televisi negara Denmark hari Jumat menayangkan gambar menunjukkan anggota Partai Rakyat Denmark yang antipendatang pada perkemahan musim panas bulan Agustus, minum, menyanyi dan ikut dalam lomba menggambar mirip Nabi Muhammad.

<>

"Muslim mencatat dengan prihatin bahwa nilai tenggangrasa merosot dan ruang untuk agama, warga dan budaya lain di Barat kini tergerus," kata pernyataannya, yang dikirim ke kantor berita Inggris Reuters oleh kelompok terbesar Islam di dunia dan berpusat di Jedah itu.

"Jurubicara OIC menyesalkan ulah mengarikaturkan Nabi Muhammad oleh anggota muda Partai Rakyat Denmark dan ditayangkan, sayangnya, di televisi negara," kata pernyataan itu.

"Penyiaran gambar itu menyentuh kepekaan rakyat beradab dan kepercayaan agama seperlima jumlah penduduk dunia," katanya, dengan menambahkan bahwa Muslim di dunia sejauh ini mampu menahan diri.

Tayangan itu, yang direkam seniman Martin Rosengaard Knudsen, yang tampil sebagai anggota partai selama beberapa bulan untuk merekam sikap anggota muda, memperlihatkan sejumlah orang minum, bernyanyi dan menggambar kartun mengolok-olok Nabi Muhammad.

Wajah anak muda tersebut dikaburkan dalam sebagian besar tayangan itu. Satu kartun menggambarkan Nabi Muhammad sebagai unta, yang sedang buang air kecil dan minum bir. Lomba tersebut berlangsung awal Agustus, kata media Denmark.

Kartun lain disiarkan dalam sebagian tayangan orang berkedok memperlihatkan Nabi Muhammad dikelilingi botol bir dan berada dalam gambar ledakan. Anggota sayap pemuda partai lain, termasuk partai Liberal, yang berkuasa, mengecam DPP. Kenneth Kristensen, anggota utama gerakan pemuda DPP, juga mengecam kejadian tersebut, tapi tak meminta maaf.

"Itu bukan jenis humor saya dan itu mestinya tak terjadi seandainya saya berada di sana. Itu tak boleh diulangi," katanya kepada stasiun televisi Denmark. (sm/mkf)