Warta

Alwi Shihab Minta Maaf Pada Warga NU

NU Online  ·  Ahad, 7 Desember 2003 | 12:31 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum DPP PKB Alwi Shihab dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf kepada warga dan pengurus NU di seluruh Indonesia jika dirinya dan jajaran PKB lainnya selama ini melakukan hal-hal yang kurang menyenangkan.

Perrnyataan tersebut diungkapkannya dalam acara Halal bi Halal PKB Jatim yang sekaligus persemian penggunaan kantor baru "Graha Astra Nawa" (gedung bintang sembilan) dan musholla "Ababil" di Jalan Gayungsari Timur dengan menandatangani prasasti oleh Ketua Dewan Syuro PKB KH Abdurrahman Wahid. Kantor baru itu berjarak sekitar 500 meter ke arah timur dari Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.

<>

Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini sering timbul konflik antara jajaran NU di berbagai daerah atas kekecewaannya terhadap PKB yang selama ini kurang bisa memenuhi aspirasi warga NU, padahal mereka merupakan pemilih terbesarnya. Ini bisa dilihat dari perselisihan KH Fawaid dengan jajaran PKB atau perpindahan beberapa ulama NU di daerah tapak kuda ke partai lainnya.

Tiga ulama kharismatik NU Jawa Timur yakni KH Abdullah Faqih (Tuban), KH Chotib Umar (Jember), dan KHA Masduqi Mahfudh (Rois Syuriah PWNU Jatim) hadir selain Wakil Sekjen PBNU H Masduqi Baidlowi, KH Nuruddin A Rachman SH (Wakil Ketua PWNU Jatim), dan H Sholeh Hayat (Wakil Ketua PWNU Jatim), sedangkan dari DPP PKB tampak hadir Ketua Umum Alwi Shihab, Wakil Ketua Umum Prof Mahfud MD, anggota Dewan Syuro Hj Khofifah Indar Parawansa, dan Sekjen H Saifullah Yusuf.

Ketika berbicara di hadapan peserta Halal Bi Halal dari PKB dan NU se-Jatim itu, Gus Dur tidak berbicara masalah politik sama sekali, kecuali menyinggung rencana PKB Jatim membangun Museum NU di depan kantor PKB Jatim yang baru diresmikan tersebut, karena Gus Dur terburu-buru ke Denpasar.

"Museum NU itu penting karena NU sebenarnya memiliki peran sejarah yang penting tapi tidak terekam dalam catatan atau buku sejarah. Peran penting NU antara lain saat perang merebut kemerdekaan dan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 untuk mewajibkan mempertahankan NKRI dari kolonial," katanya.

Namun, Rois Syuriah PWNU Jatim KHA Masduqi Mahfudh dalam sambutannya justru menyinggung soal hubungan NU dan PKB. Ia menegaskan bahwa PKB memang harus bermanfaat dalam meneruskan perjuangan NU, karena PKB itu memang "anak kandung" NU.

"Kalau orang NU dikatakan bebas pada Pemilu 2004 berarti orang NU yang sudah di PKB tetap di PKB, tapi orang NU yang di PPP, Golkar, PKU, PNU, dan partai-partai lain jangan dipaksa ke PKB, meski mereka akan lebih afdhol (lebih utama) jika memilih PKB," katanya disambut applaus hadirin.

Pengasuh Pesantren Nurul Huda di Malang itu menyatakan kehadiran dirinya ke Halal Bi Halal PKB membuktikan bahwa hubungan NU dengan PKB tetap baik. "Kalau PKB sebagai anak itu ’mbeling’ (nakal) ya sudah biasa, tapi jangan karena mbeling lalu ’dipecat’ jadi anak," katanya.

Acara ditutup dengan doa dari KH Abdullah Faqih, KH Chotib Umar, dan KH Masduqi Mahfudh. Kantor baru PKB yang terdiri atas gedung bundar dan gedung L yang berlantai 3 itu didirikan di atas tanah seluas 3.000 meterpersegi.

Malam harinya, acara peresmian akan disemarakkan dengan pagelaran wayang kulit "Semar Boyong" dengan dalang HM Syakirun (Kirun) didukung pelawak Jatim seperti Cak Bowo, Cak Sidik Wibisono, Cak Sandirono, Cak Agus Kuprit, dan Cak Kancil.(mkf)